nurbuat.blog.com

Sabtu, 25 Januari 2020

Kata Pendahuluan Penterjemah Injil Barnabas oleh Dr. Kholil Saadah

MUKADDIMAH                                 
Oleh : Dr. Kholil Saadah
Saya memberanikan diri untuk menyalin Injil yang bernama Injil Barnabas ini dengan menyadari beratnya tanggung jawab yang saya pikul di atas bahu. Dan sebenarnya saya tidak maju ke situ melainkan hanya untuk berkhidmat kepada sejarah dan terdorong oleh rasa gairah terhadap suatu bahasa yang menurut anggapan saya paling layak untuk menyalinnya daripada bahasa-bahasa lain.
Dan inilah pertama kali Injil itu muncul ke dalam Bahasa Arab. Tentang Injil ini telah bersimpang siurlah pendapat-pendapat para sarjana penyelidik dan bercabang-cabanglah aliran-aliran para ahli sejarah. Tentang itu mereka mengaduk antara kebenaran dan kesesatan. Mereka mencari segi kebenarannya di antara kejujuran dan sentimen dan mereka telah menggali, segala peninggalan kuno di dalam sejarah negara-negara, tetapi setelah itu belumlah juga menemukan penawar bagi si sakit.
Satu-satunya naskah yang diketahui di dunia pada masa sekarang ini darimana telah diambil terjemahan Injil adalah naskah Itali yang berada di perpustakaan negara Wina, yang telah dianggap dari antara penemuan sejarah termahal di bibliotik itu. Ia berwujud 225 (dua ratus dua puluh lima) halaman tebal terjilid kuat rapi dari dua keping seng yang dibungkus dengan kulit berwarna hitam kekuning-kuningan dan empat penjurunya dikitari oleh dua baris warna emas dan di tengah- tengah kulitnya terdapat ukiran timbul yang terhapus hiasannya, dikelilingi dengan ukiran-ukiran emas beraneka macam, yang oleh orang Barat diberi nama Arabisque. Lalu mereka telah mengambil kesimpulan daripada keseluruhan bentuk jilidnya, bahwa ia adalah metode Timur. Akan tetapi, sebagian orang berpendapat penjilidan tersebut keseluruhannya boleh jadi karya ahli penjilidan dari Paris yang telah didatangkan oleh Diogenes Savoy, untuk menjilid naskah tersebut yang pada ketika itu adalah merupakan miliknya, sebagai yang akan diterangkan nanti, karena boleh jadi kedua jilidnya itu tiruan Arabisque. Antara sebab yang mendorong mereka akan dugaan inilah, bahwa sampul luar naskah tersebut adalah buatan penjilid-penjilid Paris, tidak diragukan lagi.
Hanya dikatakan di samping apa yang diutarakan di atas, bahwa di Venesia yang dilihat dari segala seginya mirip sekali dengan naskah Injil Barnabas ini, istimewa pada ukiran-ukirannya. Dan telah disinggung dalam surat-menyurat yang berasal dari abad ke-enambelas. Naskah tersebut tidak diragukan terjilid di Costantinopel, terbukti dari sesuatu yang muncul dari celah-celah robekan kulitnya yaitu Bahasa Turki yang terpakai dewasa ini.
Dan sebagian dari mereka beranggapan, bahwa lembaran-lembaran naskah Itali dari Injil Barnabas itu, adalah dari lembaran-lembaran yang diberi nama kertas Turki, tetapi tidak ada padanya sesuatu yang menguatkan anggapan itu, karena keseluruhannya adalah dari kertas yang terkenal dengan kertas katun, dan kertas itu kuat dan kasar pembuatannya, kecuali dua lembar daripadanya berkilauan berlainan dalam bentuk dan rupanya dari yang lain. Ada suatu pendapat kuat yang menolak pendapat yang mengatakan tentang naskah Turki, karena cap air (water mark) dalam kertas itu apabila dilihat di bawah cahaya tidak akan Anda temui persamaannya dengan bermacam-macam kertas buatan Timur sama sekali. Dan tanda dalam kertas-kertas tersebut merupakan sebuah jangkar kapal dalam satu lingkaran. tanpa pengenal bagi suatu jenis kertas Itali sebagai yang dikatakan oleh para ahli.
                Orang pertama yang telah menemukan naskah Itali itu adalah Cremer yang tak dapat dilupakanJasanya oleh sejarah. Ia adalah seorang penasihat Raja Prusia yang yang ketika itu berdiam di Amsterdam. Naskah tersebut pada tahun 1709 telah diambilnya dari perpustakaan salah seorang terkemuka kota tersebut. Namun ia tidak memperkenalkan nama orang tadi. Selain dengan gelar-gelar yang samar. Hanya ia menyebut dalam rangka uraian mengenai orang terkemuka itu, bahwa la menganggap naskah amat berharga, lalu dipinjamkannya kepada Cremer Toland. Empat tahun kemudian maka naskah tersebut dihadiahkannya kepada pangeran Eugene Savoy, seorang yang walaupun selalu ia sibuk dengan peperangan peperangan, pergolakan-pergolakan dan soal-soal politik namun Eugene amat gandrung pada ilmu pengetahuan dan peninggalan-peninggalan sejarah.
Kemudian pada tahun 1738 naskah tersebut bersama seluruh isi bibliotik pangeran itu telah berpindah keperpustakaan gedung negara di Wina, di mana ia berada sampai sekarang di sana sebagai yang telah diterangkan di atas. Namun pada permulaan abad ke delapan belas telah ditemukan juga sebuah naskah lain, berbahasa Spanyol dalam 222 (dua ratus dua puluh dua) pasal dan empat ratus duapuluh halaman, yang tulisannya telah banyak hapus oleh karena tuanya. Naskah ini pernah dipinjamkan oleh Dr. Hilm dari Hydell (wilayah Hamshire) kepada orientalis Sale yang termasyhur itu. Setelah naskah tersebut diterima oleh Dr. Mankhous, salah seorang anggauta Kollege kerajaan di Oxford, kemudian diterjemahkan ke Bahasa Inggris. Lalu naskah asli bersama terjemahannya telah diserahkan kepada Dokter Huwait tahun 1784. Dokter Huwait pernah menyinggung naskah tersebut dalam salah satu kuliahnya, di mana beliau memetik dari padanya beberapa fragmen. Saya telah membacanya dan telah mencocokkannya dengan naskah terjemahan bahasa Inggris yang diambil dari bahasa Itali yang kini berada di perpustakaan negaradi Wina, maka saya jumpai naskah bahasa Spanyol itu adalah terjemahan hurufi dari naskah itu.
Saya tidak melihat perbedaan yang penting di antara kedua naskah tersebut kecuali dalam dua soal, yaitu dalam naskah Itali tertulis "Bahwa setelah Yudas si pengkhianat itu datang bersama tentara-tentara Romawi untuk menyerahkan Yesus kepada mereka, maka ketika itu Yesus sedang bersembahyang di kebun di sebelah kamar di mana para muridnya sedang tidur. Maka ketika itu menyadari bahwa tentara datang, ia merasa takut dan masuklah ia ke kamar. Ketika Allah melihat bahaya yang sedang mengancam dia (Yesus), Dia mengutus keempat malaikatNya maka diangkatlah Yesus dari jendela ke langit yang ketiga. Kemudian setelah Yudas si pengkhianat itu masuk ke kamar, Allah telah mengubah dengan satu mukjizat : roman muka dan suaranya, sehingga menjadi sama seperti Yesus. Ketika para murid bangun dan melihatnya, mereka tiada meragukan lagi bahwa dia itu adalah Yesus". Adapun riwayat dalam naskah Bahasa Spanyol, maka juga ia cocok sekali dengan yang berbahasa Itali, kecuali dalam naskah pertama itu telah tertulis "Kecuali Petrus" yakni Petrus yang dikecualikan di antara para murid yang tidak meragukan, bahwa Yudas itu adalah Yesus. Kemudian menyebut nama malaikat yang mengangkat Yesus dari jendela Ezriel ("dalam naskah bahasa Itali Uriel") dan ada lagi beberapa perbedaan kecil lainnya yang tidakprinsipil, tidak kami uraikan.
Mengenai naskah berbahasa Spanyol itu maka Sale dalam komentarmya menjelaskan, bahwa naskah itu adalah terjemahan dari bahasa Itali yang ditulis oleh seorang Muslim Arughani bernama Mustafa Alamadi dan didahului oleh sebuah mukaddimah yang menceriterakan kisah penemuannya, seorang pastor Itali Latin bernama Vramerino dan cara menemukan Injil itu. Antara lain Merino mengatakan tentang hal ini. Bahwa ia pernah menemukan beberapa tulisan Larianus dan di antara tulisan-tulisan itu, ia mengecam rasul Paulus dan bahwa Larianus telah mengambil sumber kecaman-kecamannya itu dari Injil Barnabas, dan sejak itu Pastor Vramerino berkeinginan sekali untuk menemukan Injil Barnabas tersebut. Dan secara kebetulan Vramerino sejak lama merupakan seorang kawan yang akrab dengan Paus Site V (1585-1590 pent.) pada suatu hari kedua orang tadi telah berada dalam kamar perpustakaan Patis tersebut. Maka ketika Paus tertidur Merino ingin mempergunakan waktu dengan membaca buku-buku yang ada di sana hingga bangunnya Paus. Maka pertama buku yang dipegangnya adalah Injil Barnabas yang sangat dirindukan oleh Merino. Ia sangat girang dengan penemuan itu, lalu segera meletakkan penemuannya di dalam lipatan bajunya bagian dalam dan ia menunggu sampai Paus bangun,segera setelah Paus terbangun, ia mohon izin untuk pulang dengan membawa naskah Injil Barnabas bersamanya. Setelah ia duduk menyendiri, maka dibacalah Injil itu dengan lahapnya, sehingga akhirnya ia memeluk agama Islam karena itu.
Demikianlah riwayat si pastor Vramerino sebagai yang tercantum dalam mukaddimah naskah yang berbahasa Spanyol itu, menurut riwayat orientalis. Sale dalam suatu prolog sebuah buku yang ditulis olehnya tentang terjemahan Al-Qur'an. Kesemua keterangan di atas adalah dari kuliah, Huweit yang merupakan satu-satunya sumber yang kita miliki hingga kini mengenai naskah Spanyol. Dan saya belum menemukan sebab-sebab tentang hilangnya, selain bahwa ia konon menugaskan Dokter Menkehaus agar naskah tersebut diterjemahkan, lalu setelah itu ia telah menyerahkan kembali kepada Dr. Huweit kemudian lenyaplah segala pemberitaan dan bekas-bekas Injil tersebut.
Dan di sini timbullah suatu pertanyaan yaitu : Apakah naskah Itali yang ada dewasa ini adalah naskah yang telah diambil oleh Pastor Vrameriono dari perpustakaan Paus Site ke V itu ataukah naskah lain?. Kepastian mengenai hal ini akan dapat diketahui, apabila waktu ditulisnya. Injil tersebut bisa ditentukan. Apabila anda meneliti sejarah, maka zaman Paus Sixte ke V tersebutadalah akhir abad keenambelas, sedang anda telah ketahui menurut keterangan-keterangan yang lalu, bahwa jenis kertas yang dipakainya untuk menulis naskah Itali itu adalah kertas yang ditemukan dari adanya cat air yang ada padanya dan yang dapat dijadikan bukti yang tepat tentang masa naskah Itali itu. Adapun masa yang diperkirakan oleh para penyelidik adalah di antara pertengahan abad kelimabelas. Dan atas dasar itu maka mungkin sekali, bahwa naskah Itali itu adalah naskah yang telah digelapkan oleh Vramerino dari perpustakaan Paus Sixte ke V itu sebagaimana yang diterangkan di atas tadi. ketika berita tentang Injil Barnabas itu tersiar, pada permulaan abad kedelapan belas, maka terjadilah suatu kegemparan besar di kalangan kaum agama dan ilmu pengetahuan khususnya di Inggris. Karena itu terjadilah banyak perdebatan di antara banyak sarjana, dan sebagian dari perdebatan-perdebatan itu lebih merupakan rabaan dan perkiraan daripada suatu pembahasan-pembahasan yang bersifat ilmiah. Pertama-tama yang menjadi obyek penyelidikan para peneliti itu adalah persoalan naskah bahasa Itali dan kemungkinan bahwa naskah tersebut telah tersalin daripada sebuah naskah lain atau naskah Itali itu adalah naskah asli yang pernah berada di tangan Pastor Veramerino dan yang menurut pengakuannya telah dicurinya dari bibliotik Paus Sexte ke V. Adalah aneh sekali, bahwa para penyelidik tidak memperhatikan tentang apa yang terlihat oleh mereka berupa tulisan-tulisan dalam bahasa Arab di sekitar naskah itu yang sengaja telah kami cantumkan contohnya berupa foto-kopi dalam naskah terjemahan ini, demi kejujuran dalam menyalin dan agar supaya sesuai dengan aslinya dari segala jurusan.
Sesungguhnya orang yang cerdas akan heran melihat keterangan-keterangan dan catatan-catatan berbahasa Arab di dalam sebuah naskah berbahasa Itali. Oleh karena itu bagi saya, persoalan ini perlu saya berikan kupasan semestinya yang mungkin agak panjang. Karena para ahli yang dapat dipercaya tidak memberikan kepuasan tentang itu, bahkan menyinggungnyapun tidak. Sampai orientalis, secara sepintas lalu, berupa satu kalimat yaitu katanya: Bahwa Lamuni mengira bahwa tulisan-tulisan di tepi-tepi Injil itu tepat menurut gramatikakanya, padahal sarjana Dans telah mengetahui, bahwa susunan katanya memang penuh dengan kesalahan.
Dan apabila Anda menyelidiki naskah itu dengan penuh ketelitian, niscaya Anda akan temui sebagian daripadanya tepat dan benar. Tetapi dipermainkan oleh pena penukil dengan mengubah dan merusak. Memang ada sebagian daripadanya begitu lemah susunannya, sehingga hampir sulit dimengerti sama sekali, sedang sebagian yang lain pula dapat ditangkap dengan susah payah. Mungkin karena penulisnya mempergunakan cara menerjemah secara hurufi, dalam bentuk yang sesempit-sempitnya, halaman tidak mungkin dilakukan oleh seseorang yang mengerti Bahasa Arab di bawah sinar matahari. Hal itu tidak saja menyangkut tulisan asli di sekitar halaman-halaman Injil yang merupakan terjemahan sebagian kecil dari Injil tersebut, berbahasa Arab. Akan tetapi juga dalam tulisan sekitar halaman yang dibuatnya sendiri oleh penyalin yang tidak terlihat turunnya dalam naskah Itali.
Tidak ada salahnya apabila saya kuatkan keterangan ini dengan mengemukakan beberapa contoh daripadanya supaya lebih jelas lagi, juga merupakan rintisan jalan ke arah kesimpulan yang saya maksudkan, salah satu contoh kalimat yang bunyinya: "Telah datang sekelompok dari kaum Yahudi kepada Yesus untuk menanyakan tentang nama Nabi yang akan diutus pada akhir zaman, kemudian Yesus menjawab: "Bahwa Allah Ta'ala telah menciptakan seorang Nabi pada akhir zaman, Nabi itu diletakkan dalam sebuah lentera dari cahaya dan diberinya nama Muhammad", kataNya : "Ya Muhammad sabarlah, karena Aku telah menciptakan makhluk-makhluk yang banyak dan Aku anugerahkan kepadamu semua itu. Barangsiapa yang senang kepadamu, akan Kuterimalah dia dan barang siapa yang membencimu, maka Aku lepas tangan daripadanya". Apabila Anda menperhatikan susunan kalimat di atas dan merenungkannya sejenak, niscaya Anda akan menemukan, bahwa rapi dan kuatnya susunan bahasa Arabnya menunjukkan keahlian penulisnya, karena yang menulis seperti itu pastilah ia seorang yang cukup pandai dalam ilmu bahasa, sedang kalimat-kalimat yang ruwet yang terlihat di sana sini adalah penyusupan yang ditulis oleh tangan orang lain. Di antaranya adalah kata-kata"Allah Kholiq", "Allah hayyun wa Qadimun" dalam perkataan "Qadimun" dengan tafsirannya di sini tidak akan ditulis, kecuali oleh seorang penulis yang pandai dalam Bahasa Arab. Kemudian pula "Idza kana yaumul kiamah yuh-syaru-jamiul mukminin wa yuktabu ala jabha-tihim binnuri dinu Rasulullah". Apabila Anda mencocokkan apa yang tersebut dengan apa yang akan menyusul, niscaya segera Anda memastikan, bahwa mustahil jika penulis itu hanya seorang saja. Sebagai contoh "Surat Isa a.l.m." atau surat Isa deritaan" dan katanya "Zikru Idris kisas" artinya "Sebutan Idris cerita-cerita", dan lagi : "Mutakabbir kamil bayan" artinya: Sombong lengkap keterangan dan katanya:"Min ay-yi dinin inda-hu yanbaghl an-yu-saddik minal-khabais" artinya : Dari agama apa padanya harus ia meyakinkan dari kejahatan" dan banyak pula selain di atas dari corat-coret yang lebih mendekati bahasa asing daripada Bahasa Arab. Karena orang pandai menyusun Bahasa Arab sebagai contoh-contoh yang di atas, tidak akan melakukan kesalahan-kesalahan yang mustahil dilakukan oleh seorang Arab atau orientalis.
Jika Anda merenungkan baik-baik tulisan-tulisan di atas, mudahlah Anda untuk mengetahui, bahwa penulis catatan-catatan di sekitar naskah tersebut adalah lebih dari seorang. Dus penulis aslinya itu adalah memang orang yang mengubah, menghapus dan menggantinya dengan sekehendak disusupi dengan kedangkalan pengetahuannya dalam Bahasa Arab. Maka hal itu telah merusak, banyak sekali apa yang telah ditulis oleh penulisnya yang pertama khususnya dengan tambahan-tambahan semau-maunya itu dengan menggunakan kata-kata yang begitu lucu, susunan kata yang lemah dan istilah-istilah yang tidak mengandung arti sama sekali. Dan yang saya maksudkan dari keterangan-keterangan di atas ialah sekedar mendapatkan bukti, bahwa naskah berbahasa Itali yang kini berada di bibliotik negara di Wina itu tidak syak lagi adalah salinan dari naskah lain.
Dengan demikian tidaklah boleh di anggap, bahwa ia adalah naskah pertama yang asli.
Jika demikian halnya, maka di manakah gerangan naskah asli yang daripadanya diambil salinan naskah Itali itu ? Dan ini, adalah suatu pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Akan tetapi, tidaklah mustahil mencarikan jawabannya. Karena sebagai yang Anda ketahui dari uraian yang lalu tentang tulisan-tulisan di tepi naskah tersebut, apa yang bisa dijadikan bukti, bahwa naskah yang disalin daripadanya itu bukan dari Bahasa Arab, karena barangsiapa yang pandai berbahasa Arab hingga ia bisa menerjemahkan Injil ini ke lain bahasa, tentunya tidak akan melakukan kesalahan-kesalahan yang begitu besar. Yang tidak akan membalikkan kata-kata, sehingga yang harus diletakkan di depan di balik. Halmana menguatkan anggapan, bahwa ia bersumber dari naskah Latin atau Itali kuna. Dan adalah kesimpulan yang sesuai dengan apa yang dikatakan oleh peneliti-peneliti yang dapat dipercaya setelah mereka selidiki tentang jenis tulisan naskah Itali yang sekarang berada di bibliotik Wina. Mereka dapat memastikan, bahwa penulisnya adalah seorang dari Veneszia, yang menyalinnya pada abad enambelas atau permulaan abad ketujuhbelas dan dapatlah pula dibenarkan, bahwa ia telah menyalinnya dari sebuah naskah dari Tasykania atau dari suatu naskah berbahasa Veneszia yang telah kemasukan istilah-istilah Tasykania. Ini adalah pendapat Lonsdale dan Loura Ragg, setelah kedua sarjana tersebut mengambil pendapat ahli-ahli Itali yang dapat dipercaya, karena pendapat-pendapat mereka itu bisa dianggap sebagai dalil yang menguatkan dalam pembahasan ilmiah. Kedua penulis tersebut di atas telah berpendapat, penyalinan itu telah terjadi pada kira-kira tahun 1575 dan mungkin yang menyalinnya adalah Pastor Vramerino yang namanya telah tercantum dalam mukaddimah naskah berbahasa Itali. Setelah itu mereka mengatakan sebagai berikut : "Dan bagaimanapun juga persoalannya, maka kami dapat memastikan, bahwa kitab Barnabas yang berbahasa Itali itu hanyalah sebuah kitab karangan rhotorikal, baik ia dibuat oleh seorang kebatinan atau sarjana, atau orang biasa atau oleh seorang pastor, maka ia adalah buah tangan seorang yang berpengetahuan dalam Rorat Latin dan ia menyerupai Dante, luas agak istimewa pengetahuannya tentang kitab-kitab agama Islam. Oleh karena itu ia dapat dianggap, seorang yang telah murtad dari agama Kristen".
Yang mendorong saya untuk membandingkan penulis Injil ini dengan penyair Dante yang termasyhur itu, adalah karena adanya persamaan dalam kata-kata kedua orang itu dan susunan-susunan kata dalam naskah Itali itu yang berdekatan dengan sajak ciptaan Dante, di mana ia (Dante) menggambarkan surga dan neraka, sedang dalam Injil ini ada disebutkan tentang adanya tujuh tingkat bagi mereka yang berbeda-beda, menurut besar-kecilnya ketujuh macam dosa yang menyebabkan seorang manusia disiksa karenanya. Di sana disebut bahwa langit-langit bertingkat sembilan dan bahwa surga itu di puncaknya merupakan tingkat yang kesepuluh. Dengan demikian maka sementara menyimpulkan, bahwa penulis Injil tersebut adalah seorang yang hidup kemudian dari Dante dan daripadanya ia mengambil keterangan-keterangan semacam itu, atau ia hidup semasa dengan Dante, lalu ia seperti juga Dante, menguraikan pendapat-pendapat yang tersiar di masa kedua orang tersebut. Dan dengan demikian, maka Barnabas itu hidup di abad keempat belas. Namun gambaran-gambaran tentang neraka yang disebut oleh Barnabas, tidak cocok dengan apa yang disifatkan oleh Dante ataupun lainnya, kecuali tentang jumlahnya. Selain itu ada pendapat yang agak tengah yaitu, bahwa kedua orang tersebut, tidak mesti hidup di satu sumber yang jauh sebelum mereka. Sumber itu adalah mytologia Yunani, sedang persamaan khayal dan susunan kata di antara kedua orang bisa dikatakan suatu kebetulan belaka yang timbul karena persamaan fikiran.
Mula-mula para sarjana berpendapat, bahwa naskah Itali itu telah disalin dari sebuah naskah Arab. Orang pertama yang mempunyai pendapat demikian itu adalah Cremer di mana ia telah menulis dalam mukaddimah naskah Itali yang telah dihadiahkan kepada Diogenes Savoy. Di sana ia telah menguraikan pendapatnya dalam beberapa kata, bahwa Injil yang berisi ajaran Muhammad ini adalah diterjemahkan dari naskah bahasa Arab atau dari bahasa lain. PendapatCremer itu kemudian diikuti Lamuni, di mana ia mengatakan: "Saya telah diperlihatkan sebuah kitab oleh Baron Hohnedorf, seorang yang selain ia bangsawan, berbudi pekerti juga luas pengetahuannya. Kitab tersebut dianggap juga luas pengetahuannya. Dianggap oleh orang-orang Turki karangan Santa Barnabas, tetapi kenyataannya bahwa kitab itu adalah salinan bahasa Itali dari bahasa Arab". Yang dimaksud oleh Cremer dengan orang-orang Turki, adalah orang Muslimin dan Arab, sebagaimana yang sering digunakan oleh penulis-penulis Barat yang tidak meneliti tentang pemakaian perkataan ini sampai pada masa kini.
Kemudian pada tahun 1784 Dr. Huweit mengatakan:"Bahwa aslinya (Injil Barnabas) yang berbahasa Arab masih ada di Timur". Akan tetapi apabila diteliti dengan sungguh-sungguh, maka tulisan-tulisan orientalis Sale yang telah dikemukakannya kira-kira setengah abad sebelumnya. Ia menganggap pendapatnya itu : "Sebagai persiapan untuk pembahasan" : "Bahwa ada pada kaum Muslimin sebuah Injil berbahasa Arab yang mereka namakan Injil Barnabas dan di dalamnya diriwayatkan sejarah Yesus Al-Masih dengan gaya yang bertentangan dengan Injil-Injil yang kononik dan sesuai dengan apa yang ditradisikan oleh ajaran-ajaran Muhammad dalam Qur'annya". Akan tetapi setelah itu ia kemudian mengakui di tengah-tengah mukaddimah yang ditulisnya tentang Al-Qur'an, "Bahwa saya sesungguhnya tidak pernah melihat Injil Barnabas di kala saya menyinggungnya dalam pembahasan-pembahasan pendahuluan tersebut". Jadi uraiannya yang mengenai Injil Barnabas di atas tadi, adalah berdasarkan pendengaran saja, dan ia hanya mengikuti Lamuni dalam persoalan ini dan uraiannya yang terakhir inipun dasarnya hanyalah pendengaran, karena ia tidak pernah menemukan sebuah naskah, dari Injil ini berbahasa Arab.
Lagi pula belum pernah terlintas nama Injil ini dalam tulisan-tulisan para penulis yang termasyhur di kalangan umat Islam di abad-abad yang lampau. Di masa kita, kendatipun dalam karangan-karangan mereka yang khusus membahas persoalan-persoalan atau perdebatan-perdebatan tentang agama. Padahal Injil Barnabas ini merupakan senjata yang paling ampuh bagi mereka dalam perdebatan-perdebatan itu. Bukan itu saja, bahkan nama Injil ini belum pernah tercantum dalam index kitab-kitab Arab kuna, baik di kalangan bangsa Arab sendiri maupun vang bukan Arab, sekalipun index-index yang dibuat oleh para orientalis tentang nama-nama buku Arab yang paling jarang ditemukan baik yang kuna maupun yang baru.
Walaupun demikian, saya harus berterus terang, bahwa saya lebih condong untuk berpegangan dengan anggapan akan adanya naskah Bahasa Arab daripada pendapat-pendapat lain. Karena tidak ditemukannya naskah Arab itu, bukanlah alasan yang kuat untuk menafīkannya sama sekali, karena jika demikian, maka harus dianggap bahwa naskah Itali itu adalah satu-satunya naskah asli bagi Injil ini, karena tidak seorangpun yang menemukan sebuah naskah yang lain. Kecuali naskah Bahasa Spanyol sebagai yang diterangkan di atas dan yang tertulis dalam kata pengantarnya, bahwa ia disalin dari naskah Bahasa Itali. Sekilas pandang akan melihat seseorang pembaca dari Timur, bahwa penulis Injil Barnabas itu mengetahui tentang isi Al-Qur'an. Yah, saya katakana demikian ini dengan menyadari, bahwa saya bertentangan dengan kebanyakan penulis-penulis Barat yang telah berkecimpung dalam persoalan ini. Di antara mereka adalah Lonsdale dan Loura Ragg yang menganggap bahwa pengetahuan penulis Injil Barnabas ini sedikit sekali tentang Islam. Maka hal itu adalah di antara sebab-sebab yang mendorong mereka untuk menafikan adanya naskah Arab. Di antara yang menguatkan pendirian saya ialah dialog Ibrahim dengan ayahnya yang cocok dengan surat 21, 37. Juga tentang sebab dikutuknya Iblis, bahwa ia tidak mau bersujud kepada Adam sebagaimana yang ada dalam surat "Al Baqarah" dan juga apa yang telah tersebut di surat "Al-Hjir". Dan jika tidak karena terbatasnya kesempatan, maka akan kuuraikan banyak dari fragmen-fragmen dalam Injil Barnabas dengan perbandingannya dari ayat-ayat Al-Qur'an. Bukan itu saja, tetapi Injil Barnabas terdapat banyak kata-kata yang cocok dengan hadis Nabi serta dongengan-dongengan ilmiah yang tidak dikenal ketika itu, kecuali oleh bangsa Arab, sedang Anda hampir tidak menemukan dewasa ini bagaimanapun banyaknya orientalis yang boleh dianggap mengetahui tentang Hadis-hadis.
Dan di antara sebab yang mendorong saya untuk beranggapan demikian, ialah bahwa bentuk penjilidan naskah Itali itu adalah bentuk Arabisque tidak syak lagi. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Dan pendapat yang mengatakan bahwa ia adalah hasil karya penjilid-penjilid Paris yang telah didatangkan oleh Diogenes Savoy sebagai tiruan Arabis que, adalah tidak lebih dari rabaan belaka.
Akan tetapi anggapan bahwa Injil ini adalah dari asal Bahasa Arab tidaklah mesti berarti, bahwa penulisannya juga seorang Arab. Bahkan anggapan saya, bahwa penulisnya adalah seorang Yahudi dari Andalusia, memeluk agama Islam sesudah ia memeluk agama Kristen dan mengetahui Injil-Injil Kristen. Dan bagiku inilah suatu pemecahan yang paling dekat dari kebenaran dibandingkan dengan pendapat-pendapat yang lain. Oleh karena jika Anda suka meneliti Injil ini, niscaya Anda akan menjumpai penulisnya mempunyai pengetahuan yang menakjubkan tentang isi "Perjanjian Lama" di mana sulit Anda menemukan taranya di kalangan kaum Kristen, jika dikecualikan beberapa orang yang khusus telah mencurahkan hidupnya untuk agama, seperti juru-juru tafsir sampai boleh dikatakan jarang sekali di kalangan juru-juru tafsir itu yang memiliki pengetahuan tentang juru-juru tafsir itu yang memiliki pengetahuan tentang Taurat yang mendekati pengetahuan penulis Injil Barnabas ini. Dan telah diketahui bahwa banyak orang Yahudi di Spanyol yang sangat mendalam tentang Bahasa Arab dan di antara mereka ada yang unggul dalam sastera dan syair begitu tinggi, sehingga banyak di antara mereka dalam pengetahuan tentang Al-Qur'andan Hadis-hadis Nabi menyamai bangsa Arab sendiri. Juga yang menguatkan aliran ini ialah apa yang telah tercantum dalam Injil ini tentang diwajibkannya khitan dan kata-kata yang tajam menggambarkan, bahwa anjing-anjing lebih mulia daripada mereka yang tidak berkhitan. Kata-kata seperti itu tidak akan timbul dari seorang yang berasal Kristen. Dan apabila Anda menyelidiki sejarah bangsa Arab setelah mereka menaklukkan Spanyol, niscaya anda akan temui, bahwa mereka pada mulanya samasekali tidak mencampuri persoalan agama orang lain. Sehingga hal itu di antara sebab yang mendorong penduduk Spanyol untuk tunduk pada kekuasaan kaum Muslimin. Dan mereka itu tetap berpegangan pada pendirian tersebut terhadap segala persoalan-persoalan agama kecuali dalam satu hal, yaitu khitan, di mana pada suatu masa mereka mengeluarkan perintah yang mewajibkan kaum Kristen untuk mengikuti tradisi khitan sebagai yang dikerjakan oleh kaum Muslimin dan Yahudi, hal itu telah menycbabkan mereka untuk memberontak. Banyak kaum Yahudi Spanyol yang masuk Islam, dan bukan itu saja, bahkan mereka telah berjasa besar dalam memasukkan kaum Muslimin ke Spanyol Tetapnya kekuasaan mereka di sana begitu lama.
Juga yang menguatkan pendapat saya, ialah bahwa Injil ini memuat banyak tentang peraturan-peraturan Talmud yang sulit diketahui oleh seorang yang bukan Yahudi. Dan ada pula tercantum beberapa dari arti-arti Hadis dan kisah agama Islam yang tersebar luas di kalangan umum. Kisah-kisah mana tidak mempunyai sandaran dari kitab-kitab agama dan yang agak sulit diketahui sumber riwayat-riwayat itu, kecuali oleh seorang yang hidup di tengah-tengah masyarakat Arab. Maka pendapat saya, bahwa penulis asli dari Injil ini adalah seorang Yahudi dari Spanyol yang telah memeluk agama Islam, beralasan dan yang dibesarkan oleh fakta-fakta di atas.
Hanya ada yang berpendapat, bahwa masyarakat di mana Injil ini muncul adalah masyarakat Itali sekitar permulaan abad pertengahan. Dan bahwa penulis Injil iní adalah seorang Itali ini serta kalimat-kalimatnya menggambarkan masyarakat itu. Antara lain dalam rangka menyebut-nyebut tentang panen yang diiringi oleh nyanyian-nyanyian para penyanyi, mengesankan kebiasaan yang berlaku dewasa ini di-Tasykania dan Tito di-Itali. Juga yang mengenai pengeluaran batu-batu dari gunung-gunung serta pengukirannya dan pembangunan rumah-rumah dengan batu-batu gunung lebih mengesankan bahwa penulis itu adalah satu dari suatu masyarakat yang berpengalaman dalam soal-soal pembangunan datipada ia seorang Arab yang berdiam di kemah-kemah dan bolehlah anda kiaskan dalam hal ini apa yang diuraikan perihal seorang sahaya yang membawa roti kepada pekerja-pekerja majikannya di kebun-kebun anggur serta penginjakananggur-anggur dengan kaki di tempat-tempat pèmerasan anggur dan banyak lagi selain itu.
Sebenarnya tidak ada yang dibuktikan lebih jelas daripada bahwa masyarakat penulis itu adalah Barat bukan Timur, kecuali jika yang dimaksud oleh si penulis dengan masyarakat Timur itu negara-negara Arab sendiri. Karena apa yang telah diuraikan di dalamnya adalah sesuai benar dengan apa yang telah terjadi di Palestina dan Syria pada masa Yesus. Dan berlaku hingga masa sekarang. Di sana para petani lelaki dan perempuan menyanyikan lagu-lagu yang bergema đi sekitar gunung-gunung demikian pula para tukang batu membelah batu-batu lalu mengukirnya sebagai yang disebutkan oleh Barnabas dan hanya kaum badwilah yang menetap di kemah-kemah mereka, sebab mereka bukan penduduk kota-kota. Anak-anak serta pelayan-pelayan membawakan bekal makanan untuk para pekerja di kebun-kebun anggur pada musim panen. Sebagaimana juga mereka membawakan makan untuk petani di waktu mereka membajak tanah. Dan mereka menginjak-injak anggur dengan kaki mereka seperti kebiasaan dilakukan di Palestina dan Syria dan di negeri Timur seluruhnya. Hanya harus kuakui, bahwa ada pula kejadian yang sulit dicocokkan dengan kebiasaan yang berlaku dewasa ini di Palsestina, antara lain yang mengenai cara pembersihan tong-tong arak sedang yang bjasa dikerjakan di Palestina hingga sekarang, bahwa arak itu ditempatkan dalam tempayan-lempayan besar. Demikian pula mengenai uraian yang mengesankan adanya perbedaaan di antara hukuman mati dengan gantung pada pencuri dengan hukuman mati atau potong kepala pada pembunuh. Kedua hal tersebut tidak pernah kutemukan buktinya dalam sejarah yang lampau di Palestina. Bagaimanapun, maka uraian-uraian yang cocok dengan masyarakat di Itali juga cocok dengan masyarakat di Spanyol dari segala segi. Dan apakah penulis itu seorang Yahudi atau Kristen, namun yang tidak dapat diragukan lagi ialah, bahwa dia adalah seorang Muslim. Sangat disesalkan bahwa naskah bahasa Spanyol itu telah hilang sebagaimana telah diuraikan di atas. Khususnya karena para ulama yang memegang naskah itu, tidak pernah mengadakan pembahasan-pembahasan secara ilmiah tentang naskah itu sebagaimana telah mereka lakukan terhadap naskah Itali. Khususnya karena kita tidak mengetahui riwayat hidup seorang penyalinnya Mustafa Al-Arnadi, sebab mengetahui riwayat hidup seorang Muslim seperti beliau yang pandai mempergunakan dua bahasa, Itali dan Spanyol, bahasa-bahasa Injil Barnabas muncul dengannya, tentu akan banyak manfaat.
Dan telah Anda ketahui dari uraian yang telah lalu, bahwa para ahli sejarah yang dapat dipercaya telah sependapat, bahwa Injil Barnabas ini telah ditulis pada abad-abad pertengahan. Akan tetapi ada suatu bukti yang dapat memastikan masa di mana Injil ini ditulis, yaitu apa yang tercantum di dalamnya tentang tahun Yobel (Yubilium) "Bahwa tahun Yobel itu datangnya tiap seratus tahun sekali", sedang yang diketahui, bahwa Yobel umat Yahudi tidak terjadi kecuali setiap lima puluh tahun sekali. Tiada sebutan dalam sejarah perihal Yobel yang jutuh dalam tiap seratus tahun, kecuali dalam sejarah Gereja Romawi dan yang pertama kali merayakannya ialah Paus Yonifaisius VIII pada tahun 1300 lalu beliau menyerukan supaya diadakan pada tiap permulaan abad baru, akan tetapi Yobel yang pada tahun tersebut adalah sangat meriah dan telah menyebabkan masuknya kekayaan yang besar pada kas ke-Pausan. Karena itu dan demi memenuhi keinginan masyarakat maka oleh Paus Iklimunthus ke-VI dipersingkat waktunya menjadi tiap limapuluh tahun sekali. Dengan demikian maka terjadilah Yobel yang kedua pada tahun 1350. Kemudian Paus Urbanus yang ke VI pada tahun 1389 memerintahkan agar Yobel itu dirayakan tiap 33 tahun sekali,sebagai lambang umur Al-Masih. Kemudian dijadikan oleh Paulus yang ke II setiap duapuluh lima tahun sekali. Maka dari apa yang diterangkan di atas, dapatlah diketahui, bahwa seorang yang menulis tentang Yobel seratus tahunan itu adalah pasti hidup di pertengahan abad ke empat belas dan dapatlah pula dipastikan, bahwa ia hidup di masa penyair Dante yang termasyhur itu, sebagaimana telah diuraikan di muka. Akan tetapi melihat keluasan pengetahuan penulis tentang Perjanjian Lama, maka sulitlah difahami jika seorang semacam dia telah membuat kesalahan yang tidak sulit diketahui oleh seorang biasa. Ada kemungkinan terjadi kekeliruan dalam tulisan yang menyalin, di mana telah ditinggalkan beberapa huruf dari kalimat "Lima puluh" dalam Bahasa Itali. Sehingga terbaca "Seratus" oleh karena tulisannya sangat mudah menyebabkan kekeliruan (mungkin yang dimaksud oleh penulis angka L (50) dan C(100) Pen.).
Yang mengatakan bahwa isi seluruh Injil tersebut dari buatan tangan seorang penulis, masih perlu ditinjau sekali lagi, karena hampir separuh atau sepertiganya berkesesuaian dengan sumber-sumber lain selain Taurat, Injil, Talmud dan Qur'an, justru di dalamnya banyak dibentangkan persoalan-persoalan panjang lebar yang tidak tersebut dalam Injil kecuali secara sepintas lalu dan sebagian lain sama sekali tidak tersebut. Dan di dalamnya pula terdapat uraian-uruian yang bernafaskan kegolongan. Sejarah telah mengingatkan kita akan adanya perintah yang disuratkan oleh Paus Glasius I sewaktu beliau menyebut nama beberapa kitab yang diharamkan antara lain adalah Injil Barnabas. Apabila benar, maka Injil ini sudah ada jauh sebelum kelahiran Nabinya kaum Muslimin. Dan itu pula merupakan suatu bukti, bahwa Injil ketika itu belum merupakan seperti sekarang. Karena begitu dikeluarkan perintah larangan Paus untuk membaca Injil, maka itu aɖalah bukti bahwa Injil ini sudah tersebar luas, khususnya di kalangan ulama kalau bukan juga di kalangan awam. Maka adalah tidak mungkin apabila berita tentang Injil ini tidak sampai kepada Nabinya kaum Muslimin, betapa pula terkandung di dalamnya kata-kata yang tegas dan berulang kali, bahkan fasal-fasal yang panjang lebar yang menyebut namanya dengan tegas dan yang tidak perlu diragukan atau ditafsirkan lagi, khususnya setelah beliau bangkit dengan gerakan yang menggemparkan serta menyemangatkan kaumnya, mencengangkan seluruh dunia sehingga sebutan namanya digerakkan oleh tiap bibir dan lidah dan ia telah membawa persoalan-persoalan besar yang telah jadi bahan pembicaraan tiap majlis dan tidak luput para musafir di jalan. Lebih aneh lagi bahwa para khalifah beliaupun tidak mendengar tentang Injil ini, bahkan seluruh bangsa Arab yang telah menduduki negeri Spanyol dan yang meratakan jalan bagi peradaban dan kemakmuran di sana. Sebagian dari para sarjana yang kritis telah berpendapat, bahwa perintah Paus Glasius tersebut tadi hanyalah suatu pemalsuan, seperti telah dikatakan oleh Ensiklopedia Britanica.
Akan tetapi pernah disebut sebuah Injil bernama Injil Ignace (Murid Yahya. Di antara tulisannya "Tujuh surat" wafat di Roma ± 110 Pen.) yang tiada berbekas lagi dimulai dengan suatu Mukaddimah yang mengecam Santa Paulus dan diakhiri dengan suatu kecaman semacam itu juga. Injil ini menyebut, bahwa kelahiran Al-Masih tanpa sakit. Oleh karena itu juga tersebut dalam Injil Barnabas, maka boleh jadi Injil Ignoce itu adalah sebagai bapak dari Injil Barnabas ini. Salah seorang Yahudi atau Kristen yang telah memeluk agama Islam, telah menemukan sebuah naskah dari Injil ini dengan bahasa Yunani atau Latin pada abad ke empat belas atau limabelas, lalu ia menerangkannya dalam bentuk sebagai yang Anda lihat sekarang, sedang naskah aslinya telah sirna.
Dalam menguraikan segala penyaksian-penyaksian Injil Barnabas ini banyak bersandar kepada kitab-kitab yang dikenal dengan Perjanjian Lama. Ia telah mengutip dari duapuluh dua kitab, terutama sekali Zabur, Kitab Yesaya dan kitab-kitab Musa dan kebanyakan riwayat-riwayatnya sesuai dengan keempat Injil dan sebagian daripadanya sesuai dengan keempat Injil dan sebagian daripadanya sesuai secara hurufi, kecuali sedikit perselisihan yang tidak principal seperti pembicaraan Yesus dengan seorang perempuan dari Samaria. Injil ini berisi juga beberapa hal seperti yang tersebut dalam surat-surat Amsal, namun sedikit sekali. Juga telah disebut dalam kisah Hajai dan Hosea, bahwa "Kisah tersebut tidak dipercayai orang, padahal ia telah tersebut dalam kitab Daniel". Tetapi ternyata kisah itu tidak tersebut dalam kita Daniel, sebagaimana dalam kitab Perjanjian Lama. Demikian pula menurut riwayatnya, bahwa ada sebuah kitab dalam perpustakaan kepala Imam yang menyebut-nyebut perihal Ismail, bahwa ia adalah anak yang dijanjikan dan saya belum pernah menemukan sebutan kitab ini selain di sini.
Dan Injil ini adalah bertentangan dengan ke empat Injil yang terkenal itu dalam beberapa persoalan prinsipil. Dikatakan di situ, bahwa Yesus telah menolak Ketuhanan dirinya dan menolak bahwa ia anak Allah, di hadapan enamratus ribu tentara dan penduduk negeri Yudea, lelaki, perempuan dan anak-anak II. Bahwa anak yang akan disembelih oleh Ibrahim untuk dipersembahkan sebagai kurban kepada Allah adalah Ismail bukan Ishak III. Bahwa Messias atau Al-Masih yang dinanti-nantikan itu bukanlah Yesus, akan tetapi Muhammad berulang kali dengan nama terang dalam fasal-fasal yang panjang lebar. Lalu ia juga mengatakan bahwa dia itu adalah Rasul Allah dan bahwa Adam ketika diusir dari surga telah melihat di atas pintunya tulisandengan huruf dari cahaya "La ilaha illa-llah Muhammad Rasul Allah" IV. Bahwa Yesus tidak disalib akan tetapi terangkat ke langit, sedang yang tersalib adalah Yudas si pengkhianat itu yang telah diserupakan dengan dia. Dengan demikian cocoklah dengan Al-Qur'an". Dan tidaklah mereka itu membunuh dan tidak juga mereka menyalibnya, akan tetapi ia diserupakan kepada mereka".
Injil ini berlainan juga dengan Injil-injil yang asli dalam sebagian dari cara pembahasannya. Ia banyak sekali menguraikan tentang persoalan-persoalan filsafat dan pembahasan-pembahasan ilmiah yang tidak pernah sama sekali diriwayatkan daripada Al-Masih yang ajaran-ajarannya yang indah dan pembahasan-pembahasan agamawinya yang begitu luhur dan unggul, namun ia tetap memiliki jiwa kesederhanaan, sehingga ia sekaligus dapat difahami dengan udah oleh si petani, pekerja, majikan, buruh, orang tua dan anak-anak tanpa sedikit melelahkan pikiran mereka.
Dan filasafat yang tersisip dalam pembahasan-pembahasan Injil ini adalah sejenis dengan filsafat Aristoteles yang tersebar pada awal abad pertengahan di Eropa dan itu menurut sementara orang adalah di antara bukti-bukti bahwa penulis Injil ini adalah seorang yang unggul pengetahuannya di masa di abad-abad itu. Dan bahwa dia adalah seorang Barat bukan Arab. Akan tetapi filsafat Aristoteles tidak sampai kepada orang-orang di Barat, kecuali dari bangsa Arab khususnya Arab yang telah menaklukkan Spanyol dan menyinari dengan cahaya pengetahuan mereka akan zaman Eropa di saat ia diliputi oleh kejahilan dan kegelapan. Maka apabila dapat dibenarkan anggapan bahwa filsafat itu akan menunjukkan kepada si penulis, maka ia adalah lebih menunjukkan kepada sumber Arab daripada ia berasal dari Barat.
Bagaimanapun juga persoalannya tentang penulis, maka yang tidak dapat dibantah lagi, bahwa penulis Injil Barnabas adalah seorang yang menguasai pengetahuan begitu besar tentang filsafat keluasan pandangan, kekuatan logika, kejituan menjawab serta kemahiran menyusun kata. Lagi pula pembahasannya di bidang filsafat tentang jasad, perasaan dan jiwa disegi agama adalah setinggi-tinggi yang pernah ditulis oleh pembahas-pembahas agama dalam persoalan ini.
Tetapi anehnya bahwa Injil itu, walaupun memiliki keluasan pandangan, keindahan bahasa, keunggulan dalam filsafat keagamaan, namun tidak sunyi dari sifat antogonis.
Memang tidak dapat diragukan lagi bahwa si penulis itu, sebagaimana keterangan di atas, adalah begitu pandai dalam cara-cara menguraikan sesuatu serta mengajukan alasan dan bukti-bukti. Akan tetapi kepandaian itu lebih dari yang semestinya, sehingga barangkali telah sampai melampaui batasnya akan kembali kepada lawannya, dalam hal ini umpamanya ia hanya mengisyaratkan saja tentang kedatangan "Rasul", Nabi kaum Muslimin itu dengan suatu kiasan yang agak samar-samar tanpa menyebut namanya berulang kali dengan terang-terangan dan komentar-komentar yang panjang lebar, juga umpamanya tidak menyebut tentang kedua kalimat syahadat dengan mengatakan, bahwa bapak kita Adam telah melihatnya tergaris dengan huruf dari cahaya di atas pintu surga, niscaya itu akan lebih berguna untuk menyampaikan ia kepada maksud yang ditujunya.
Dan setelah segala yang tertulis di atas, maka sebenarnya Injil ini telah membawakan ayat-ayat yang mengagumkan berupa hikmah kebijaksanaan, metode yang kuat dari filsafat budi pekerti dan gaya bahasa yang mempesonakan para sastrawan, dengan kesederhanaan dalam bertutur kata menuju kepada peninggian akhlak. Dan penjinakan emosi manusia dan menyucikannya dari sifat-sifat kehewanan, menyuruh kebajikan dan mencegah kejahatan, mendorong kemuliaan, menjelekkan segala sifat kedurjanaan, menganjurkan sifat pengorbanan di jalan kebaikan (ihsan) agar hilang daripadanya sifat egoisme, serta hidup untuk menjadi seorang yang berguna untuk sesamanya.
Akhirnya, sebelum saya tutup kata pengantar ini, rasanya perlu saya jelaskan, bahwa saya telah berusaha sekuat tenaga dan sedapat mungkin dalam menerjemahkan Injil ini setepat-tepatnya, dengan memilih kalimat-kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti. Saya hindarkan diri dari pengindahan kalimat dengan kata-kata yang berlebih-lebihan. Saya utamakan amanat terjemah dalam menyusun kalimat, daripada membawakan hiasan-hiasan kata selama hal itu lebih mendekati aslinya, sehingga ia cocok dengan aslinya berbahasa Inggris yang diambil dari Itali dari segala seginya. Notasi-notasi dibawah ini dari saya sendiri untuk menunjukkan bila diperlukan.
Dalam hai ini saya tidak lupa menghaturkan banyak-banyak terima kasih kepada seorang Sarjana yang teliti tuan Lonsdale Ragg wakil Uskup Gereja Inggris di Venesia, juga kepada isteri beliau beliau memberi ijin untuk menerjemahkan Injil ini ke dalam bahasa Arab dari naskah yang berbahasa Inggris terjemahan mereka yang telah disiarkan baru-baru ini bergandengan dengan naskah asli bahasa Itali. Dengan demikian maka kedua beliau itu telah berkhidmat kepada sejarah, khidmat mana akan tetap di ingat oleh ilmu mereka berupa ketelitian-ketelitian dalam menerjemahkaun Injil ini sesuai dengan naskah aslinya. Pekerjaan sedemikian itu sungguh berat tidak mudah dilakukan, kecuali oleh orang-orang seperti beliau. Juga saya mengucapkan terima kasih sebanyak itu kepada tuan pengurus percetakan Claredon di Oxford yang telah bersedia mencetak Injil ini kemudian menyajikannya kepada para pembaca berupa sebuah buku yang jarang di temukan. Maka hal itu merupakan suatu khidmat ilmiah sangat besar yang kuat kesekian kalinya dilakukan oleh percetakan yang termasyhur itu.
Dan tidak dapat tidak dalam penutup uraian dalam mukaddimah, untuk menegaskan bahwa saya memikulkan beban dalam terjemahan Injil ini, hanya menitik beratkan dua bidang penting, yaitu sejarah dan ilmu pengetahuan sebagai yang telah saya terangkan dalam permulaan mukaddimah ini dengan meninggalkan segala macam perdebatan tentang agama yang mana saya serahkan itu kepada orang-orang yang lebih cakap daripada saya.
Cairo, 15 Maret 1908
Khalil Saadah.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda