FALSAFAT SHALAT.
FALSAFAT SHALAT
بسـم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على أمور الد
نيا والدين
اللهـم صل وسلم على سيدنا محـمد و على اله وصحبه ومن تبعهم باحسنهم الى يوم
الدين و لا حول و لا قوة إلا بالله العلي العظيم
Falsafat shalat
adalah sebuah usaha menggali makna yang mendalam yang terkandung dalam ibadah
shalat sehingga kita dalam menjalankan shalat menjadi lebih berarti, dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah dan dalam mewarnai kehidupan sehari-hari.
Shalat khusyuk adalah
sebuah keharusan karena tanpa kekhusyukan shalat tak ubahnya sebuah olahraga.
Gerakan shalat bukan hanya gerakan lahiriyah akan tetapi juga gerakan
batiniyah. Gerakan lahir dan batin ini mempunyai makna yang dalam bila mau
menggalinya. Mempunyai pengaruh yang sangat besar pada jiwa (ketenangan ) dan
raga (kesehatan) seseorang dan mempunyai nilai yang tinggi dalam
kehidupan. Hingga tak tertandingi oleh bentuk gerak kreasi manusia.
Bila mau merenungkan
bacaan-bacaan dan gerakan yang tersusun rapi dalam pelaksanaan shalat, mulai
takbir hingga salam terasa ada sebuah kronologis yang indah nan penuh makna,
yang penulis uraikan dalam tulisan berikut ini.
Dengan memohon pertolongan
Allah subhanahu wa ta’ala, penulis mencoba menggali makna-makna dalam bacaan
dan gerakan shalat. Dan memohon ampunan-Nya akan kiranya tak pantas bagi penulis
melakukan yang hal yang demikian, mengingat kefaqiran bagi penulis tentang
pengetahuan agama.
Semoga hal yang sedikit
ini bermanfaat bagi penulis, dan handai tolan yang menyempatkan mampir di blog
yang sederhana ini. Pesan dan kritikan yang bermanfaat sangat penulis harapkan.
A.
Niat
Niat adalah qosdul fi’li
(maksud dalam berbuat), melafatkannya tidak wajib tetapi sangat berarti dalam
menuntun jiwa dalam persiapan shalat. Untuk shalat fardlu sedikitnya dengan Usolli
fardod dhuhri (aku shalat fardu dhuhur).
B.
Takbiratul Ihrom اَلله أَكْبَرُ
Takbirotul Ihram adalah
awal dari rukun shalat, yaitu dengan berdiri menghadap kiblat (rukun shalat), telapak kaki sejajar
lurus ke arah kiblat, direnggangkan sekilan (25 cm), tangan diangkat setinggi
pundak, jemari setinggi telinga, telapak tangan menghadap ke depan (hukumnya
sunnah), kemudian mengucapkan lafal اَلله أَكْبَرُ (Allohu Akbar) termasuk
rukun shalat disertai niat mengerjakan shalat yang dimaksud.
Ma’mum yang melakukan takbiratul
ihram dengan segera setelah imam disebut muwaffak, sedang setelah itu disebut
masbuq
1. Makna takbirotul ihrom :
a.
Mengagungkan asma Allah dengan menyebut nama-Nya;
b.
Menyapa Allah sebagai awal berhubungan (kontak / conek)
dengan Allah;
c.
Berserah diri kepada Allah dengan mengangkat kedua
tangan;
d.
Hormat kepada Allah dengan mengangkat kedua tangan;
e.
Hanya Allah yang tahu maknanya, kita taat saja akan
perintahnya.
2. Mengucapkan bacaan takbir dilakukan setelah
tangan terangkat di sisi telinga, sebagaimana pendapat Imam Ghozali.
3. Lafat (bacaan takbir) adalahاَلله أَكْبَرُ (
Allohu Akbar) lo nya seperti mengucapkan kata gulo bukan Awohu akbar atau Owohu
Akbar, untuk kebenarannya sebaiknya digurukan. Kerasnya dalam membaca takbir
untuk shalat sendirian atau menjadi makmum adalah pelannya masih bisa didengar
telingannya sendiri dan kerasnya tidak mengganggu makmum yang lain, dan tidak
cukup hanya dibaca dalam hati atau sekedar gerak bibir belaka. Demikian juga
dalam mengucapkan bacaan dalam shalat yang lain.
4. Setelah mengangkat tangan kemudian meletakkan
tangan kanan di atas tangan kiri, di atas dada bagian bawah ( mudahnya untuk
perempuan dibawah payudara) dan jemari kanan memegang pergelangan tangan kiri,
hingga jika dipandang dari depan membentuk segitiga. Dan pandangan mata ke arah
tempat sujud. Konsentrasi tertuju ke hadirat Allah dengan mengharapkan
ridlo-Nya
5. Takbirotul Ihrom artinya suatu takbir yang
menjadi haram melakukan perbuatan diluar skenario shalat, diantaranya :
a.
mengerjakan pekerjaan apa saja (semisal: makan minum,
tertawa, bermain, bergurau, memukul), mengucapkan lafal apa saja kecuali yang
diperintahkan atau diperkenankan (bertasbih/berdoa).
b.
gerakan berulang tiga kali dapat membatalkan shalat,
kecuali sesuatu diluar kemampuan tanpa disengaja, misalnya batuk, bersin dan
menguap (sebaiknya ditutup tangan) atau gerakan kecil seperti menggerakkan satu
jari walaupun berulang-ulang.
c. berhubungan dengan selain Allah, misalnya
menjawab orang, menghalau kucing (walaupun dengan mengeraskan bacaan shalat).
6. Saat takbir, sadarkan diri bahwa kita sebagai
seorang hamba sedang menghadap Allah dan Allah menyaksikan kita, hilangkan
bayangan sajadah, bayangan imam, bayangan makmum, bayangan suasana dan bayangan
diri kita. Yang ada hanya Allah. Lakukan semampunya saja.
7. Saat berdiri dengan sikap yang sempurna
seorang hamba memuji Allah bermohon petunjuk dan siap untuk menerima serta melaksanakan
titah-titah-Nya
C. Iftitah
Setelah melakukan
takbirotul ihrom selanjutnya membaca iftitah (hukumnya sunnah), dibaca dengan
pelan baik imam maupun ma’mum. Iftitah artinya pendahuluan, bacaannya sebagai
berikut :
1.
الله
أكبر كبيرا -
Allohu akbaru kabiro,
Allah Maha Besar lagi sangat Maha Besar
2.
والحمد
لله كثيرا - Wal hamdu lillahi katsiro,
dan segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak
3.
و
سبحان الله بكرة وعصيلا - Wa subha-nallo-hi bukrotaw wa
ashi-la.
Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore
4.
إني
وجّهـت وجهي -
Inni- wajjahtu wajhiya,
sungguh kuhadapkan wajahku
5.
للذى
فطـر السموات والأرضَ - Lilladzi- fathoros sama-wa-ti wal ardlo
kepada Dzat yang mencipta langit-langit lan bumi
6.
حنيفًا
مسـلمًا -
Hani-fam muslimaw -
dengan codong dalam berserah diri
7.
وما أنا
من المشركين - wa ma- ana minal musyriki-n
dan tidaklah saya termasuk orang yang syirik
Bacaan ini berfungsi
menguatkan arti takbir dan mengingatkan atau menyadarkan bahwa musholli (orang
yang sedang shalat) sedang berhadapan dengan Dzat Yang Maha Agung yaitu Allah
swt,
8.
إنّ
صَلاَتِى وَ نُسُكِى -
inna- sholati ma nusuki
sungguh
shalatku dan ibadahku
9.
وَ
مَحْيَايَ وَ مَمَاتِى - wa mahya-ya wa ma-mati
hidupku
dan matiku
10.
لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ -
lilla-hi robbil alamiin
hanyalah
karena Allah Tuhan alam semesta
11.
لَاشَرِيْكَ
لَهُ - la-
syarika lahu
tiada
sekutu bagi-Nya
12.
وَ
بِذَلِكَ أُمِرْتُ - wa bidza-lika umirtu
dan
dengan demikian aku diperintah
13.
و
أَنَاْ مِنَ اْلمُسْـلِمِيْن -
wa ana minal muslimi-n -
dan
(semoga) saya termasuk orang orang yang berserah diri.
Ketika kita telah mengucapkan
janji kita kepada Allah dengan membaca bacaan iftitah (shalatku, ibadahku,
hidupku dan mati ku hanya karena Allah), maka semua aktifitas telah diniatkan
ikhlas hanya untuk mencari ridlo Allah sehingga bernilai ibadah. Dan menyalahi
ucapan itu berarti kita melakukan maksiat.
Iftitah di atas lebih
utama dari iftitah yang lain ditinjau dari segi maknanya. Dapat juga
dilanjutkan dengan bacaan iftitah berikutnya, bila sholat sendirian atau
berjama’ah yang makmum kiranya tidak keberatan, Sebagaimana keterangan yang
terdapat dalam kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi :
1.
الملك اللهم انت - Allohumma antal maliku
( Ya Alloh Engkau adalah Maha
Raja)
2.
لا إله إلا أنت - La
ilaha illa anta
(Tiada tuhan selain Engkau)
3.
أنت ربى و أنا عبدك -
Anta robbi wa ana abduka
(Engkau Tuhanku dan aku
hamba-MU),
4.
ظلمت نفسى -
Dzolamtu nafsi
(aku telah menganiaya diriku)
5.
وَاعترفت بذنبى -
wa’taroftu bidzambi
(dan aku mengakui akan dosaku),
6.
فَاغْفِرْلِى ذَنْبِى جَمِيْعًا -
Faghfirli dzunubi jami’a
(maka ampunilah semua dosaku),
7.
لا يغفر الذنوب إلا أنت - La
yaghfiru dzunuba illa anta.
(Tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa
kecuali Engkau).
8.
وَ اهدنى لأحسن الأخلاق -
Wahdini liahsanil akhlaqi,
(Tunjukkanlah
aku untuk memperbaiki budipekerti),
9.
لا يهدى لأحسنها إلا أنت - la
yahdi liahsaniha illa anta
( tiada
yang dapat memberi petunjuk untuk memperbaikinya kecuali Engkau)
10.
واصرف عنى سيئتها -
washrif ‘anni sayyi’ataha
(Dan
jauhkanlah dariku keburukannya),
11.
لا يصرف سيئتها إلا أنت - la
yashrifu sayyi’ataha illa anta
(sebab tiada yang menjauhkan keburukannya kecuali Engkau)
12.
لبيك و سعديك -
labbayk wa sa’dayk
( ku penuhi panggilan-Mu dan ku penuhi panggilan-Mu)
13.
وَ الخير كله فى يديك - wal
khoyru kulluhu fi yadayk
dan kebaikan semuanya di dalam kedua tangan-Mu
14.
و الشر ليس إليك -
wasy syarru laysa ilayk
dan semua kejelekan bukan dialamatkan kepada-Mu
15.
أنا بك و إليك - ana
bika wa ilayk
aku dengan-Mu dan kembali kepada-Mu
16.
تباركت و تعاليت -
tabarokta wa ta’aylat
Maha berkah Engkau dan Maha Mulya Engkau
17.
إليك ب أستغفرك
و أتو astaghfiruka wa atubu
ilayk
Aku mohon ampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu
Dan dapat pula dilanjutkan dengan bacaan berikut :
1.
اللهم بائد بينى و بين خطياى
Allohumma ba’id bayni- wa bayna khothoya-ya
Ya Alloh, jauhkanlah antaraku dengan kesalahanku
2.
كما باعدْت بين المشرق و المغرب -Kama- ba’adta baynal masyriqi
wal maghribi
sebagaimana Kau jauhkan antara timur dan barat
3.
اللهمّ نقنى من خطاياي - Allohumma naqqini min khothoyaya
Ya Alloh, dan bersihkanlah aku dari kesalahan
4.
كما ينقى الثوْب الأبْيضُ من الدّنس
kama- yunaqqots tsawbul abyadu minaddanas
sebagaimana dibersihkan kain putih dari kotoran
5.
اللهمّ اغسـلنى من خطاياي
Allohummaghsilni min khothoyaya
Ya Alloh, basuhlah kesalahanku
6.
بالثّـلج والماء والبرد bits-tsalji wal ma’i wal
barod
dengan salju, air dan air dingin
Bacaan iftitah hanya
disunnahkan pada rokaat pertama saja, untuk roka’at selanjutnya tidak
diperlukan lagi.
D. Al-Fatihah
Sebelum membaca surat
Al-Fatihah pada roka’at pertama disunnahkan membaca ta’awud sebagai berikut :
الرجيم أعوذ بالله من الشيطان A’udzubillahi
minasy-syaithonir-rojiim
Aku berlindung dengan Allah dari setan yang terkutuk
Ini menunjukkan betapa
besarnya makna membaca surat Al-Fatihah, yang mana termasuk rukun dari shalat.
Dan dalam membaca surat Al-Fatihah ini merupakan target setan dalam merusak
kekhusyukan dialog antara hamba dengan Tuhannya. Untuk itu musholli diharapkan
waspada terhadap godaan tersebut dan
memohon perlindungan kepada Allah darinya.
Membaca surat Al-Fatihah
bukan perkara yang mudah, demi menjaga kebenaran bacaan (keautentikannya) maka
sudah selayaknya musholli terlebih dahulu mentashihkan (mohon penelitian)
kebenaran bacaannya kepada seorang guru Al-Qur’an yang ahli. Ini hukumnya
wajib.
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ ﴿١﴾ Bismilla-hir
rohma-nir rohi-m
Dengan menyebut asma Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang
Dengan membaca basmalah
ini dengan harapan dalam kehidupan seharian selalu dalam naungan sifat kasih
dan sayang-Nya, dan mengakui keterlibatan Allah dalam setiap aktifitasnya.
Dengan demikian aktifitas yang kita lakukan akan menjadi mudah dan selalu dalam
ridlo-Nya.
الْحَمْدُ
للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿٢﴾ Alhamdulilla-hi
robbil alami-n
Segala puji milik Allah, Tuhan alam semesta. Atau dapat diartikan Segala
puji milik Allah yang memelihara alam semesta.
Sebagai hamba sepatutnya
senantiasa menghaturkan puji syukur kepada Allah Tuhan kita yang memelihara alam
semesta. Dan minimal wajib disampaikan dalam shalat fardlu.
الرَّحْمـنِ
الرَّحِيمِ ﴿٣﴾
Arrohma-nirrohi-m
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Tuhan yang telah memberi
kasih dan sayang-Nya , yang tak dapat kita hitung akan nilai dan jumlahnya.
Yang Maha Pengasih mengandung makna bahwa Allah mencukupi kebutuhan hidup kepada semua
makhluknya, baik manusia, jin, malaikat, hewan, tumbuhan dan lainnya, mukmin
maupun kafir, yang toat maupun yang bangkang.
Yang Maha Penyayang mengandung makna bahwa Allah hanya menyayangi hamba-Nya yang thaat
kepada-Nya, yang tanggungjawab terhadap perbuatannya. Dengan limpahan rahmad,
taufiq, inayah-Nya, yang menjadikan ketenangan dan tentram hidup di dunia dan
memasukkan ke dalam surga dengan ridho-Nya
Dari ayat alhamdulilla-hi
robbil ‘a-lami-n, arrohma-nirrohi-m, mengandung pengertian kita dibimbing untuk
menyukuri dalam tiga nikmat Allah yaitu di dalam pemeliharaan-Nya, kasih-Nya dan
sayang-Nya
مَالِكِ
يَوْمِ الدِّينِ ﴿٤﴾ Maliki
yaumiddi-n
yang menguasai / merajai hari pembalasan
Di hari kiyamat nanti
Allah sebagai penguasa tunggal akan menegakkan keadilan-Nya. Allah akan
membalas amalperbuatan manusia, sebagai tanggung jawab terhadap semua apa yang
telah diberikan Allah. Semakin banyak pemberian-Nya, semakin berat pula
tanggungjawabnya. Orang yang kaya, banyak yang harus dipertanggungjawabkan /
dihisab dihadapan Tuhan dan akan lama masuk surganya. Sebaliknya orang miskin:
miskin harta, miskin kedudukan/jabatan, miskin anggota keluarga, miskin anggota
badan, miskin kesempatan hidup akan ringan hisabnya dan cepat masuk surganya.
Itupun kalau bisa mempertanggungjawabkan atau kata lain kalau diterima
alasannya. Kalau tidak di terima, dosanya lebih banyak dari amal kebaikannya
dan tidak mendapat ampunan dan tidak mendapat syafaat, maka ya masuk neraka.
Na’udzubillah. Dari sinilah kita senantiasa mengharap ampunan-Nya, mengharap
rohmat dan kasih sayang-Nya
إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ﴿٥﴾ Iyya-ka
nakbudu wa iyya-ka nastai-n
Hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya kepada-Mu kami minta pertolongan.
Dengan dasar ayat ini,
segala aktifitas hidup harus ditujukan / diniatkan sebagai pengabdian kepada
Allah, lepas dari yang demikian adalah bentuk kemaksiatan kepada-Nya. Sulitnya
dalam hal ini kita senantiasa memohon pertolongan kepada-Nya.
Dan meminta pertolongan hanya
kepada Allah. Walaupun datangnya pertolong melalui makhluk-Nya. Permintaan
pertolongan kepada makhluk diperbolehkan, kalau pada hakikinya juga minta
pertolongan kepada-Nya. Tetapi jika sebuah permintaan pada makhluk terputus/
tidak berujung pada Allah dalam hakikatnya maka adalah bentuk kesyirikan.
اهدِنَـــا
الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ ﴿٦﴾ Ihdinash-shiro-thol
mustaqi-m
Tunjukkanlah kami jalan yang lurus
Sedemikian berat tugas manusia sebagai hamba Allah dan
sebagai kholifah dibumi, untuk itu manusia membutuhkan bimbingan, petunjuk sang
Pencipta secara terus-menerus, sehingga senantiasa dapat berpijak di jalan yang
lurus.
Tidak seperti apa yang dikatakan oleh orang Kristen bahwa
orang Islam itu bingung yang tidak tahu jalan yang benar, hingga selalu minta
petunjuk. Kami tahu kenyataannya malah
sebaliknya orang Kristen gak punya pedoman hidup, Taurat dan Injilnya sudah
tidak lagi dijadikan sebagai pedoman hidup. Al-Kitab yang dibawanya sudah tidak
asli, sering di revisi. Ada perintah puasa tapi bagaimana cara puasa gak ada
petunjuknya. Bagaimana cara berdoa juga gak ada petunjuk berdoa, hingga satu
gereja dengan gereja yang lain berbeda-beda cara ritualnya .
صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ Shiro-thol
ladzi-na an’amta alayhim
Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri
kenikmatan,
Orang-orang yang mendapat kenikmatan yaitu Para Rosul,
para Nabi, orang-orang yang berjuang di jalan Allah (syuhada’), dan orang-orang
yang sholeh (baik) mereka itulah orang-orang yang dimulyakan Allah, orang-orang
yang menjadi teladan umat dan mereka orang-orang yang mendapat ridlo-Nya.
Matinya tidak mati (hidup di alam lain), jasadnya tidak busuk sebab di mulyakan
Allah. Ini menjadi sebuah kenyataan dengan seringnya ditemukan jasad yang masih
utuh walaupun telah terkubur puluhan bahkan ratusan tahun yaitu jalan yang
telah digariskan oleh Allah swt tidak lain adalah agama Islam yang diikuti
secara kaffah, Islam ahli sunnah wal jamaah. Merekalah pewaris para nabi dan
rasul, mereka mengikuti jalannya shahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in dan jumhur
ulama. Hati-hati dari yang mengikuti ulama sempalan, ulama nyleneh,
غَيرِ
المَغضُوبِ عَلَيهِمْ ghoiril
maghdlu-bi ‘alayhim
Bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai
Orang-orang yang mendapat murka Allah adalah orang-orang
yang disayang Allah, diberi limpahan nikmat yang banyak tetapi tidak mau
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, malah menantang Allah Tuhan
alam semesta. Dalam hal ini khususnya adalah bangsa Yahudi yang kafir. Mereka
berusaha menanamkan pengaruhnya agar bangsa di dunia jauh dari Allah jauh dari
syariah (agama) dan jauh dari kebenaran, melalui seni, budaya, hiburan,
olahraga, ekonomi, pendidikan, ideologi dan politik. Yang demikian merupakan
sebuah ujian/cobaan untuk terlepas dari pengaruhnya, kita bermohon pertolongan
kepada Allah secara terus-menerus,yaitu dengan doa Al-Fatihah ini. Dan bukan
sebaliknya terseret pada pengaruh Yahudi tanpa mau menyadarinya.
وَلاَ
الضَّالِّينَ ﴿٧﴾ wa
ladl-dlo---lli-n.
dan tidak jalannya orang-orang yang tersesat.
Yang dimaksud di sini
adalah orang-orang yang tidak mengerti keberadaan Allah dengan sifat-sifat-Nya
yang Agung, suci dan mulya, khususnya adalah orang Kristen. Mereka telah
menghina Allah dengan meyakini Tuhan itu tiga. menganggap Yesus sebagai penjilmaan
Allah di dunia.
أَمِــين Aamiiin
Kabulkanlah permohonanku.
Ketika membaca amiin
disunnahkan serempak antara imam dan ma’mum. Bila demikian para malaikat
menyertainya. Sehingga permohonan terkabul.
Kalau menghendaki petunjuk
Sang Pencipta Allah swt, sesungguhnya Allah telah menurunkan Firman-Nya berupa
Al-Qur’an yang disunnahkan dibaca setelah membaca surat Al-Fatihah sebagai
bentuk nyata jawaban Allah bagi hamba-Nya yang memohon petunjuk-Nya.
Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dan mengerti maknanya, maka akan memahami petunjuk-petunjuk
itu, mana perintah Allah dan mana larangan-Nya. Ketika Al-Qur’an dibaca
di dalam shalat atau mendengar bacaan imam, maka akan diperoleh besar-besarnya
pahala . Karena ketika dibaca diluar shalat hanya diperoleh separonya dan
ketika dibaca tanpa wudlu hanya diperoleh seperempatnya dan ketika dibaca dalam
keadaan junub yang dipeoleh adalah dosa (hukumnya haram).
Supaya umat mendapat
berkahnya Al-Qur’an sepatutnya dalam menyelenggarakan shalat berjamaah, imam
yang bijaksana, selesai membaca Al-Fatihah, memberi kesempatan kepada makmum
untuk membaca Al-Fatihah, kiranya makmum selesai membaca Al-Fatihah, baru imam
melanjutkan membaca surat atau ayat dari Al-Qur’an, untuk diresapi
pesan-pesannya baik oleh imam maupun makmum. Hal yang demikian tidak akan
tercapai bila imam sibuk membaca Surat / Ayat Al-Qur’an dan makmum sibuk
membaca Surat Al-Fatihah. Ketika imam membaca surat, sebaiknya membaca dengan
tartil, fasih berlahan dan indah (tidak membosankan). Usahakan surat / ayat
yang dibaca berganti-ganti, tidak monoton, sehingga kita akan dapat menerima
pesan yang banyak dari Allah swt.
B.
Ruku’
Setelah kita mendapat
pesan-pesan Allah dalam AL-Qur’an maka sebagai simbul ketunduk, kita lanjutkan
ruku’ dengan membaca takbir intiqol( Allahu Akbar) untuk memperbarui kesadaran
kita bahwa kita sedang berhadapan dengan Allah yang Maha Besar seraya membaca
tasbih menyucikan Asma Allah :
Subhana robbiyal Adhimi wabihamdih سبحان ربي العظيم و بحمده
Maha suci
Tuhan-ku yang agung dan dengan demikian kami memuji-Nya
Disertai dengan hati hudur
(kehadiran hati), tunduk dan tumakninah (berhenti sebentar minimal cukup waktu
untuk sekali bertasbih/ tidak ada kesan tergesa-gesa) sebagai ungkapan kesiapan
kita untuk mematuhi pesan-pesan-Nya yang terkandung dalam firman-Nya.
C.
I’tidal
Kemudian i’tidal berdiri
tegap sambil mengangkat tangan sebagaimana ketika takbirotul Ihrom, dengan
menghaturkan :
Sami’allahu liman hamidah. سمع الله لمن حمده
Semoga Allah mendengar (memperhatikan)
bagi orang yang memuji-Nya
ربنا لك الحمد
ملئ السموات و ملئ الأرض و ملئ ما شئت من شيء بعد
Rabbana lakal hamdu mil’us samawati wa mil’ul
ardhi wa mil’umasyi’ta min syai’in bakdu.
Wahai Tuhan kami, bagi-Mu
segala puji, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki.
Kita haturkan kesyukuran
kita kepada Allah yang senantiasa membimbing kita dengan perintah dan
larangan-Nya yang semuanya bertujuan agar manusia mendapatkan keselamatan,
kedamaian, kebahagiaan hidup dan keridloan Allah.
Pada waktu i’tidal tangan
kembali ke posisi semula (ada yang mengartikan tangan menggantung dan ada yang
mengartikan tangan sendekap seperti di kala membaca Fatihah, dan jangan di
ayun-ayunkan, karena gerakan tiga kali membatalkan shalat.
D.
Sujud.
Kita lanjutkan dengan kepasrahan diri kepada
Allah, dengan melakukan sujud sebagai simbul kepasrahan dan penghormatan yang
mendalam disertai takbir intiqol dengan membaca Allahu Akbar dalam
perubahan dari i’tidal ke posisi sujud. Dalam keadaan sujud memuji Allah dengan
membaca :
سبحان ربي الأعلى و بحمده Subhana robbiyan a’la wa bihamdih
(Maha suci
Tuhanku Dzat yang Maha Tinggi dan dengan demikian kami memujinya)
dibaca sedikitnya sekali dan
sebanyak-banyaknya 11 kali dan yang sedengan 3 kali. Membacanya adalah sunnah
hukumnya tetapi (tuma’ninah) berdiam diri sebentar yang kiranya cukup untuk
membaca tasbih sekali adalah termasuk rukun dari rukun shalat.
Tiada sosok yang berhak
untuk kita sujudi, untuk memberi hormat yang mendalam dan untuk kita berserah
diri kecuali hanyalah Allah yang ditangan-Nya segala ketentuan-Nya akan
terjadi. Dan tidaklah mau bersujud kepada-Nya kecuali orang-orang yang sombong,
orang-orang yang telah merasa aman dengan kekuatan yang dimilikinya, yang
demikian hanyalah fatamorgana.
Amirul mukminin Imam Ali Bin Abi Thalib ditanya
tentang filsafat sujud. Lalu beliau menjawab:
“Sujud pertama memiliki arti: ‘Wahai tuhan !
kami berasal dari tanah. Dan arti mengangkat kepala dari sujud adalah: ‘Wahai
Tuhan, Engkaulah yang telah mengeluarkan kami dari tanah. Dan arti dari sujud
yang kedua adalah: ‘Wahai Tuhan! untuk kedua kalinya Engkau mengembalikan kami
ke tanah. Dan arti dari mengangkat kepala dari sujud yang kedua adalah: Wahai
Tuhan, Engkau akan mengeluarkan diri kami sekali lagi dari tanah pada hari
kiamat.” Musthafa Khalili,op.cit., hlm. 100.
E.
Duduk diantara dua sujud
Setelah sujud, berubah ke
posisi duduk disertai membaca takbir intiqol (Allahu Akbar). Posisi duduknya
telapak kaki kiri diduduki sedang telapak kaki kanan berdiri dengan
jari-jarinya ke arah kiblat. Kedua tangan diatas ujung paha dengan membaca :
1. رب اغفر لى و
ارحمنى - Robbighfirli
warhamni
(Tuhan,
ampunilah dosa-dosaku, dan kasihilah aku)
2. و اجبرنى
وارفعنى - Wajburni
warfa’ni
(Tutuplah
kekuranganku, dan angkatlah derajatku)
3. و ارزقنى و
اهدنى - Warzuqni
wahdini
(Karuniailah aku rizki dan tunjukkanlah aku)
4. و عافنى و اعف
عنى - Wa
a-fini wa’fu ‘anni.
(Jagalah
kesehatanku dan maafkanlah kesalahanku)
Doa tersebut ada yang
mengatakan doa kamilah (doa yang lengkap) dibaca perlahan dan sungguh-sungguh
dengan harapan dikabulkan.
Setelah selesai
selanjutnya sujud kembali sebagaimana sujud yang pertama, dalam perubahannya
disertai takbir intiqol. Beikutnya disunnahkan duduk sebentar, dan ketika
berdiri membaca takbir untuk melanjutkan roka’at berikutnya.
F.
Duduk Tahiyat Awal
Duduk tahiyat awal adalah
duduk setelah menyelesaikan dua roka’at pada shalat yang terdiri dari tiga
rokaat atau empat rokaat, sedang untuk shalat yang hanya satu rokaat atau dua
rokaat duduk tahiyat awal tidak diperlukan.
Posisi duduk pada
sebagaimana posisi duduk diantara dua sujud hanya bedanya jemari tangan kanan
memegang ibu jari (mengepal) dan posisi telungkup, dengan bacaan sebagai
berikut :
التحـيّات
المبركات الصلوات الطـيّبات لله،
Attahiyya-tul muba-rokatus sholawatut thoyyibatu lillah
Segala penghormatan, berkah, rohmat yang agung dan kebaikan adalah milik
Allah.
Ini adalah bentuk salam
(ucapan pertama) dari seorang hamba kepada Tuhannya. Dalam sejarahnya
sebagaimana diucapkan Nabi Muhammad saw ketika menghadap Allah dalam peristiwa
isro’ mi’roj. Hal ini kita warisi dan menjadi syari’atnya shalat. Sebagai
pengakuan seorang hamba akan kepapaannya dihadapan Tuhannya. Dengan demikian
hilanglah dalam hati seorang hamba untuk mengharapkan disegani, dihormati
apalagi gila hormat terhadap orang lain, mengaku dirinya dapat membawa berkah,
mendatangkan rohmat dan mengaku telah berbuat kebaikan, karena pada hakikinya
semua itu adalah milik Allah.
السّــلام علـيك
اَيّــها النّـبيّ ورحمةالله وبركاته،
Assalamu ‘alaika ayyuhan Nabiyyu wa rohmatullohi wa
barokatuh.
Semoga keselamatan atasmu wahai Nabiku serta rohmad dan berkahnya Allah.
Sebuah kewajiban dari umat
Nabi Muhammad saw untuk selalu memberi salam (doa keselamatan) kepada
Nabinya sebagai media penghubung yang tidak pernah putus. Dan perlu
diketahui tiada seseorang yang mustajab doanya selain doa dari Nabi Muhammad saw.
Ketika kita mendoakan Nabi Muhammad saw dengan doa yang disebut shalawat, kita
berkeyakinan pasti beliau mendoakan kita dan itu mustajab (diterima). Dan
sebuah keberuntungan dari umat Nabi Muhammad saw bila memperbanyak membaca
shalawat kepada beliau, maka di akherat nanti berhak mendapat syafa’at
(pertolongan) Beliau dan mendapat kemuliaan hidup di dunia ini. Tentunya
memperbanyak shalawat ini tidak dalam shalat.
السّـلام علينا
وعلى عباد الله الصّالحـين،
Assalamu alaina- wa ala ‘ibadillahis solichin
Semoga keselamatan atas kami, dan atas hamba-hamba Allah yang baik-baik.
Antara umat Islam ada
kewajiban saling mendoakan, selain berdoa untuk diri sendiri. Dengan demkian
tidaklah sikap umat Islam bila menghina atau menyakiti umat Islam yang lain.
Sebagaimana perumpamaan, “Dalam umat Islam bagai satu tubuh, bila sebagian
merasa sakit tentu akan dirasakan oleh tubuh yang lain.
أشــهد أن لا
إله إلا الله،
Asyhadu alla ilaha illalloh
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan kecuali Allah,
Kesaksian ini
berkosekwensi hanya menuhankan Allah dan menjadikan firman-Nya (Al-Qur’an)
sebagai pedoman hidup, mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, takut
akan murka dan siksa-Nya dan berharap akan ridlo dan surga-Nya.
Ketika mengucapkan “illalloh” (kecuali
Allah) jari telunjuk ditunjukkan ke depan yang sebelumnya memegang ibu jari.
Dengan makna menguatkan arti “tidak ada tuhan kecuali Engkau ya Allah Dzat Yang
Esa”
وأشــهد أنّ محمّــدًا رّســولُ الله، wa
asyhadu anna Muhammadar rosululloh
dan aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah
utusan Allah.
Dan kesaksian ini
mempunyai konsekwensi untuk menjadikan beliau sebagai suritauladan, dan
As-Sunnah/ Al-Hadits (ajaran Beliau) dijadikan sebagai pedoman hidup setelah
Al-Qur’an, dan menolak cara hidup yang bertentangan dengannya.
Berikutnya mengucapkan
sholawat :
اللهمّ صلّ على
محمــد Allahumma sholli ala
Muhammad.
Ya Allah semoga rahmat yg agung tetap
tercurah atas Nabi Muhammad.
Ini adalah
sesingkat-singkatnya (minimal) doa sholawat atas beliau. Dan lebih sopan
(totokromo) bila menambah dengan kata “sayyidina” sehingga menjadi :
اللهمّ صلّ على
سـيدنا محمــد
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad.
Ya Allah semoga rahmat yang agung tetap tercurah atas junjungan
kami Nabi Muhammad.
Sholawat ini adalah bacaan
terakhir dalam tahiyat awal.
G.
Tahiyat Akhir
Tahiyat akhir adalah
sebuah rukun (komponen ibadah) dalam shalat yang terdapat pada rokaat
terakhir dilakukan sebelum salam (rukun shalat terakhir).
Pendapat Imam Syafi’i dan para pengikutnya.
Mereka mengatakan bahwa duduk yang bukan duduk akhir, dengan cara iftirasy,
sedangkan duduk yang dilakukan pada tahiyat akhir, dengan cara tawarruk. Dan
tidak ada perbedaan antara shalat yang memiliki dua tahiyat ataupun satu
tahiyat. Dan pendapat ini juga dikuatkan oleh Ibnu Hazm. Pendapat ini salah
satunya didasarkan pada hadits dari Abu Humaid As-Sa’idi.
فَإِذَا جَلَسَ
فِي الرَّكْعَتَيْنِ جَلَسَ عَلَى رِجْلِهِ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْيُمْنَى
وَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ قَدَّمَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَنَصَبَ
الْأُخْرَى وَقَعَدَ عَلَى مَقْعَدَتِه
“Dan apabila baginda duduk
pada raka’at kedua (tahiyat awal), maka baginda duduk di atas kaki kirinya dan
menegakkan kaki kanan (duduk iftirasy), dan jika beliau duduk pada raka’at
terakhir, maka beliau mengedepankan kaki kirinya dan menegakkan kaki kanan, dan
duduk di atas tempat duduknya (duduk tawarruk) “. (H.R. Bukhari)
Duduk tawaruk pada tahiyyat akhir, adalah duduk bersimpuh
bertekuk lutut dengan kaki terkunci, menunjukkan ketidakberdayaan dan kepasrahan
hamba di hadapan Dzat Maha Pencipta seraya memuji akan kebesaran dan
keagungan-Nya dengan bacaan tahiyyat.
Bacaan tahiyat akhir sama
dengan pada tahiyat awal namun ada tambahan pada bacaan shalawatnya, sehingga sedikitnya
menjadi :
Allahumma sholli ala
sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad.
Ya Allah semoga
rahmat yang agung tetap tercurah atas junjungan kami Nabi Muhammad
dan atas keluarga junjungan kami Nabi Muhammad
Pengertian khusus keluarga
Nabi Muhammad saw meliputi keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja’far dan
keluarga Abbas, yaitu mereka yang diharamkan menerima Zakat.
Sedang pengertian luas
keluarga Nabi Muhammad saw adalah semua umat muhammad saw yang sholeh.
Dan yang paling utama
dalam bersholawat setelah tahiyat adalah dengan shalawat Ibrahimiyah :
اللهمّ صلّ على
سـيدنا محمــد و على أل سـيدنا محمــد
Allahumma sholli ‘ala- sayyidina- Muhammad wa ‘ala- ‘a-li
sayyidina- Muhammad,
Ya Allah semoga rahmat yang agung tetap tercurah atas junjungan
kami Nabi Muhammad dan atas keluarga junjungan kami Nabi Muhammad
كما صلّيت على
سيــدنا إبراهــيم و على ال سيــدنا إبراهــيم،
Kama- shollaita ‘ala- sayyidina- Ibrohima wa ‘ala- ‘a-li
sayyidina- ibrohim.
Sebagaimana Engkau telah
memberikan rahmat yang agung kepada Nabi Ibrahim dan atas keluarga Nabi Ibrahim
وبارك على
سـيدنا محمــد و على ال سـيدنا محمــد
Wa ba-rik
‘ala- sayyidina- Muhammad wa ‘ala- ‘a-li sayyidina- Muhammad,
Dan berikanlah berkah atas junjungan kami Nabi Muhammad
dan atas keluarga junjungan kami Nabi Muhammad
كما باركت على
سيــدنا إبراهــيم و على ال سيــدنا إبراهــيم
Kama- ba-rokta ‘ala- sayyidina- Ibrohima wa ‘ala-
‘a-li sayyidina- ibrohim.
Sebagaimana Engkau telah
memberikan berkah kepada Nabi Ibrahim dan atas keluarga Nabi Ibrahim
فى العلمين إنّك
حميدٌ مجيـدٌ،
Fil ‘a-lami-na innaka hamidum maji-d.
Di alam semesta ini sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Dalam shalat pada sholawat
Ibrahimiyah terdapat nama dua Nabi yaitu: Nabi Muhammad saw dan Nabi Ibrahim
as. Kedua nabi ini diperintahkan Allah dalam Al-Qur’an untuk menjadikan sebagai
suri tauladan.
Nabi Ibrahim adalah bapak
para nabi. Nabi Muhammad saw adalah penghulu para Nabi dan rasul. Dalam
shalawat Ibramiyah tersebut tersirat bahwa Nabi Ibrahim as lebih utama dari
Nabi Muhammad saw. Hal ini dapat dipahami bahwa, keberhasilan seseorang adalah
diukur dari keberhasilan dari anak atau cucunya.
Membaca shalawat adalah salah satu rukun dari
rukun-rukunnya shalat, artinya shalat tanpa shalawat, shalatnya tidak sah. Ini
artinya shalawat mempunyai manfaat dan hikmah yang banyak dalam kehidupan kita
diantaranya dengan bershalawat:
1.
Menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya
2.
Sebagai tali penghubung Rasul dengan umatnya
3. Sebagai curahan rasa syukur umatnya kepada
rasul, atas petunjuk yang telah diterima.
4. Sebagai harapan mendapat doa Rasul yang
mustajab
5. Sebagai jalan melampiaskan rasa rindu umatnya
pada rasulnya
6. Sebagai cara bisa bertemu dengan Rasul dalam
jaga maupun mimpi.
7. Untuk mendapat syafaatnya baik di dunia maupun
di akherat nanti.
8. Untuk memperoleh pahala yang di sisi Allah.
9.
Untuk memiliki Allah. Allah menyatakan: “ aku adalah
milik hamba-hamba-Ku yang bershalawat kepadamu wahai Muhammad. (dialog dalam
peristiwa Isra’ Mi’roj)
10. Untuk memperoleh ridlo Allah swt.
Untuk meraih semua itu
seyogjanya bukan hanya bershalawat dalam shalat saja, tetapi memperbanyak
bershalawat kapan saja sangat dianjurkan. Allahumma sholli alaih.
H.
Salam
Sebagai rukun penutup
shalat adalah salam. Dan salam ini disebut sebagai tahallulnya shalat,
maksudnya setelah salam sesuatu yang dilarang (diharamkan) di dalam
shalat menjadi halal / boleh dengan bacaan:
الســلام عليكم و
رحمة الله As-sala-mu
‘alaikum wa rohmatulloh
Semoga keselamatan dan rohmat Allah tetap atas
kalian semua.
Ini mengandung pengertian
seseorang yang melaksanakan shalat pasti mendoakan kepada orang lain yang ada
disekitasnya agar mendapat keselamatan dan menciptakan kedamaian, bukan
sebaliknya.
Memutar kepala ke arah
kanan dengan membaca salam (rukun) dan memutar kearah kiri dengan membaca salam
(sunnah). Sedang memutar kepala sendiri itu hukumnya sunnah. Andai tidak
memutar kepala shalat tetap sah. Jadi salamnya hanya dibaca sekali saja.
Ketika memutar kepala,
badan tetap ke arah kiblat. Di antara ulama ada yang berpendapat mengikut
sertakan badan ketika memutar kepala ke kanan dan ke kiri membatalkan shalat.
I.
Bacaan setelah shalat
Setelah shalat sebaiknya
memohon ampun kepada Allah, kiranya banyak kekurangan dan kesalahan dalam
menjalankan shalat, dengan membaca bacaan berikut, kita berharap akan ampunan-Nya:
1. Astaghfirullahal Adhi-m alladzi la- ila-ha illa- huwal Hayyul Qoyyumu wa
atu-bu ilaih (3x)
Aku mohom ampun pada Allah
Yang Maha Agung yang tiada tuhan kecuali Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri
sendri. Dan aku bertaubat kepadanya. (dibaca tiga kali)
Dan kembali mengukuhkan
tauhidnya dengan bacaan:
2.
La- il-ha illallohu
wahdahu la- syari-ka lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumi-tu wa huwa
ala- kulli syaiin qodi-r. (3x).
Tiada tuhan kecuali Allah
yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala puji, yang
menghidupkan dan yang mematikan Dia berkuasa atas segala sesuatu.
Bermohon dijauhkan dari
siksa neraka:
3. Allahummaa ajirna- minan na-r Ya Allah jauhkanlah kami
dari siksa neraka
4.
Allahumma antas salam Ya Allah Engkau Penyelamat,
wa minkas salam dan dari Engkau
keselamatan,
wa ilaika ya’udus salam dan kepada Engkau kembalinya
keselamatan
Fahayyina robbana- bis
salam Maka hidupkanlah kami dengan keselamatan
wa adkhilnal- jannata
daros salam masukkanlah ke Surga rumah keselamatan
Tabarokta robbana- wa
ta’alaita Maha Berkah Engkau Wahai Tuhan kami dan Maha Agung
ya Dzal Jalali wal Ikro-m Wahai Dzat pemilik Kemegahan
dan Kemuliaan
Ilahana ya rabbana anta maulana : Subhanallah
(33x)
Wahai Tuhan kami, wahai
Dzat yang memelihara kami, Engkaulah Pelindung kami: Maha Suci Allah
Subhanallah wabihamdihi da-iman abadan
: Alhamdulillah (33x)
Maha Suci Allah dan dengan
memuji-Nya kekal selamanya Segala puji milik Allah
Alhamdu lillahi rabbil ‘alamin ‘ala kulli
halin wa fi- kulli hallin : Allahu Akbar (33x)
Segala puji milik Allah,
yang memelihara semesta alam pada setiap keadaan dan di dalam setiap keadaan:
Allah Maha Besar
Allahu akbar kabiro-
walhamdu lillahi katsiro- wa subhanallohi bukrotaw wa’ashi-la-
La- ila-ha illallohu
wahdahu la- syari-kalah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumi-tu wa huwa
‘ala kulli syai’in qodi-r
Tiada tuhan kecuali Allah
yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya Kerajaan dan puji-pujian, yang
menghidupkan dan yang mematikan, dan Dia yang kuasa atas segala sesuatu.
Hasbuna Allohu wa ni’mal
waki-l, ni’mal maula- wa ni’man nashi-r.
Allah yang mencukupkan
kami, sebaik-baik Tempat Menyerahkan segala urusan, sebaik-baik Pelindung dan
sebaik-baik Penolong
Wa la- haula- wa la-
quwwata illa- billa-hil ‘aliyyil ‘adhi-m.
Dan tidak ada daya (untuk
berbuat kebaikkan) dan tidak ada kekuatan (untuk meninggalkan kemaksiatan)
kecuali (atas pertolongan) Allah yang Maha Luhur lagi Maha Agung
Afdloludz-dzikri la--- ila-ha illalla-h
drikir yang paling utama adalah membaca
la--- ila-ha illalla-h (40x / 100x /
165x)
(tidak ada tuhan selain Allah)
Kemudian ditutup dengan
doa. . . . . .
PERINGATAN :
Dalam menjalankan shalat,
gunakan segala kemampuan dan dengan sungguh-sungguh, tidak mengada-ada dengan
apa yang diluar kemampuan kita. Karena Allah hanya meminta sebatas kesanggupan
kita sebagaimana QS. Al-Baqoroh: 286 (“Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.) dengan demikian dalam menjalankan
shalat tidak timbul keragu-raguan yang bersumber perasaan “masih kurang baik
atau kurang pas” sehingga mengulang-ulang yang ujung-ujungnya dipermainkan
setan. Karena Allah memberi tempat untuk minta ampun sesudahnya dan mengajarkan
tebusan atas kesalahan dengan membaca La- il-ha illallohu wahdahu la-
syari-ka lah. . . dan menutup kekurangan dengan shalat sunnah rawatib.
RAHASIA SHALAT
DARI LISAN NABI MUHAMMAD SAW
Para pembesar
Yahudi melakukan pertemuan. Dalam pertemuan yang juga dihadiri kalangan pendeta
Yahudi, mereka membahas langkah baru guna menghadapi ajaran Rasulullah Saw.
Mereka ingin mempertanyakan kebenaran agama Islam dan menghalangi cahaya
dahsyat yang memancar dari agama ilahi tersebut. Pertemuan pun digelar dan
dihadiri ulama Yahudi yang paling alim saat itu. Berbagai usulan pun
disampaikan dalam pertemuan tersebut. Usulan terbaik dalam pertemuan itu adalah
menguji Rasulullah Saw di depan umum melalui berbagai pertanyaan pelik. Dengan
cara itu, mereka berupaya menjatuhkan sosok Rasulullah Saw di depan umum.
Berdasarkan
usulan tersebut, sekelompok ulama Yahudi pergi ke masjid dan mohon kepada
Rasulullah Saw supaya menjawab pertanyaan-pertanyaannya di depan umum.
Mendengar permohonan mereka, Rasulullah Saw menyambutnya dengan baik. Rasulullah
pun menjawab satu persatu pertanyaan yang dilontarkan ulama Yahudi. Mereka pun
terperangah mendengar jawaban Rasulullah Saw.
Pertanyaan
tentang Shalat dan Jawaban Nabi
Seorang
pembesar Yahudi berpikir akan mengalahkan Rasulullah Saw dengan pernyataan terakhir.
Ia bertanya, "Mengapa Allah Swt mewajibkan shalat lima waktu dalam sehari
semalam? Mengapa tidak kurang dan tidak lebih dari jumlah tersebut? Rasulullah
Saw dengan wajah sucinya yang menampakkan kerinduan kepada Allah Swt, menjawab,
"Saat waktu Dzuhur tiba, segala sesuatu berada di bawah singgasana (Arsy)
Allah Swt, yang semuanya bertasbih memuji Allah Swt. Untuk itu, Allah Swt
mewajibkan shalat Dzuhur kepadaku dan umatkku, khusus waktu itu." Beliau
bersabda, "Dirikanlah shalat dari tergelincirnya matahari hingga menjelang
gelap malam."
Adapun shalat
Ashar bertepatan dengan waktu saat Nabi Adam as memakan buah yang dilarang oleh
Allah Swt. Akibat perbuatan itu, Nabi Adam as dikeluarkan dari surga. Untuk
itu, Allah Swt mewajibkan shalat Ashar kepada keturunan Adam as dan ummatku.
Sholat ini adalah shalat yang paling dicintai di sisi Allah Swt.
Mengenai shalat
Maghrib, Rasulullah Saw bersabda, Allah Swt menerima taubat Nabi Adam setelah
bertahun-tahun, dan memerintahkannya untuk mengerjakan shalat tiga rakaat.
Allah Swt mewajibkan shalat Maghrib kepada umatku, karena saat itulah doa-doa
hamba-Nya akan dikabulkan. Allah Swt dalam surat Ar Ruum ayat 17 berfirman,
"Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan
waktu kamu berada di waktu subuh."
Setelah itu,
Rasulullah berbicara mengenai shalat Isya dan bersabda, di alam kubur dan hari
kiamat diliputi kegelapan yang menakutkan yang hanya dapat diterangi dengan
cahaya shalat Isya. Alllah Swt berfirman, tidak ada langkah untuk mengerjakan
sholat Isya melainkan Allah Swt menjauhkan tubuh orang yang melakukan sholat
tersebut dari api neraka."
Adapun mengenai
filsafat shalat Shubuh, para penyembah matahari melakukan ritual yang diyakini
sebagai ibadah, saat matahari terbit. Untuk itu, Allah Swt memerintahkan
mukminin beribadah mengerjakan sholat Shubuh sebelum orang-orang kafir bersujud
menyembah matahari.
Penjelasan
tersebut merupakan bagian dari rahasia shalat lima waktu yang disampaikan
Rasulullah Saw di depan pembesar Yahudi. Mendengar penjelasan Rasulullah Saw,
para pembesar Yahudi terkesima dan bungkam seribu bahasa. Para pembesar dan
ulama Yahudi saat itu tidak mempunyai alasan lain untuk mengingkari ajaran
ilahi yang diemban oleh Rasulullah Saw. Orang-orang Yahudi pun segera meninggalkan
masjid, tempat mereka menguji Rasulullah Saw.
Sains dan
Hikmah Shalat
Islam adalah
sebuah agama yang ajaran dan hukum-hukumnya berdasarkan hikmah dan logika. Saat
ini, ilmu yang begitu luas dan maju berhasil mengungkap sejumlah rahasia shalat
di balik manfaat kesehatan, akhlak, dan psikologis. Filosof terkenal asal
Perancis, Alexis Carrel mengatakan, "Manfaat ibadah kepada Allah juga
dapat dikaji secara ilmiah. Sebab, shalat tidak hanya berdampak pada kondisi
mental, tapi juga berpengaruh pada tubuh. Terkadang shalat juga dapat
menyembuhkan penyakit di dalam tubuh. Meski penemuan itu tidak dapat diraba,
namun fakta tak dapat dipungkiri. Kantor Penemuan Kedokteran Lord mencatat
lebih dari 200 penyembuhan atas sejumlah penyakit dari hasil ibadah dan doa."
Kedokteran di
zaman sekarang juga membuktikan bahwa doa dan ibadah dapat mencegah tekanan
darah dan menjaga keseimbangannya. Majalah Readers Digest menulis,
"Berdasarkan berbagai riset terbukti bahwa orang-orang yang melakukan
ibadah secara rutin lebih terjaga dari berbagai penyakit seperti tekanan darah,
jantung, dan kanker bagian leher." Shalat merupakan ibadah terbaik yang
membentuk spirit dan jiwa manusia. Selain itu, shalat merupakan pintu bagi
penerangan jiwa dan hubungan luar biasa dengan sumber wujud.
Tak diragukan
lagi, shalat konstruktif menghasilkan berkah yang tidak ada batas dan kekuatan
luar biasa untuk pendidikan manusia. Selain dampak spritual dan pendidikan,
juga terdapat manfaat-manfaat lainnya bagi manusia. Sebagai contoh, sejumlah
dokter baru-baru ini melakukan riset mengenai dampak dan manfaat shalat dari
sisi kesehatan. Mereka mengatakan, berdiri dan duduk yang dilakukan
berulangkali di shalat memperlancar perputaran darah dalam tubuh manusia.
Dikatakan pula, shalat bermanfaat bagi efektifitas kinerja alat pencerna dalam
tubuh.
Meski demikian,
kita harus menyadari bahwa ilmu manusia sangatlah terbatas di banding ilmu
Allah Swt yang tidak terbatas. Untuk itu, seseorang yang tidak mengetahui
filsafat dan faedah hukum ilahi, tidak berarti menemukan alasan untuk
meninggalkan ibadah tersebut. Shalat merupakan ibadah yang dapat menenangkan
manusia yang selaras dengan esensi penciptaannya. Orang-orang yang mengerjakan
shalat, berkomunikasi dengan Allah Swt untuk mencari ridha-Nya. (IRIB/AR/SL)